Latar Belakang: Lilias Trotter lahir pada tahun 1853 dari keluarga Inggris yang kaya dan dibesarkan di lingkungan mewah London West End. Ia mendapatkan pendidikan privat dan sering melakukan perjalanan lintas benua.
Pada awal usia dua puluhan, kepekaan rohaninya tumbuh melalui pertemuan dan doa bersama yang kemudian berkembang menjadi Keswick Convention. Imannya yang baru mendorongnya terlibat dalam pekerjaan misi kepada para pelacur dan sebagai
sukarelawan penuh waktu di YWCA yang baru terbentuk. Selain semangat pelayanannya, Lilias memiliki bakat seni yang luar biasa. Pada tahun 1876, ia bertemu dengan John Ruskin, kritikus seni terkemuka, yang percaya bahwa Lilias memiliki
potensi menjadi salah satu seniman Inggris terhebat. Namun, pada Mei 1879, Lilias memutuskan untuk tidak mengabdikan diri sepenuhnya pada seni demi mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Hampir satu dekade kemudian, setelah mendengar
khotbah tentang orang-orang di Aljazair yang belum pernah mendengar nama Kristus, Lilias merasakan panggilan Allah untuk pergi. Meskipun ditolak oleh North African Missions karena alasan kesehatan, ia tetap berangkat ke Aljazair dengan
biaya sendiri pada usia 34 tahun dan menghabiskan 40 tahun hidupnya melayani di sana.

Warisan Pelayanan:Selama 40 tahun pelayanannya di Aljazair, Lilias Trotter merintis metode dan materi untuk menjangkau orang Muslim Arab, yang dianggap satu abad lebih maju dari zamannya. Ia menulis literatur renungan
dalam bahasa Inggris dan mengembangkan materi yang sesuai dengan budaya Arab. Kasih dan terang yang dibawanya telah memberkati banyak orang yang dilayaninya. Beberapa percaya bahwa pertumbuhan gereja Kristen di Aljazair saat ini adalah
hasil dari benih yang ditanam oleh Lilias dan rekan-rekannya seabad yang lalu. Lilias percaya bahwa apa pun yang kita lakukan untuk Allah memiliki kehidupan yang melampaui diri kita dan akan digunakan untuk kekekalan sesuai cara dan
waktu-Nya.