Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereBio-Kristi No. 179 Desember 2017 / Natal: (Bukan Hanya) Karena Kita
Natal: (Bukan Hanya) Karena Kita
Ditulis oleh: N. Risanti
Setiap kali memasuki masa Natal, saya selalu terkenang dengan lagu Karena Kita, atau dalam judul aslinya, We Are The Reason. Melalui lagu itu, kita seolah-olah diingatkan bahwa kelahiran Yesus dan karya salib-Nya di dunia terjadi karena kita. Kitalah alasan utama dari penderitaan-Nya di kayu salib karena Ia begitu mengasihi kita. Hal itu saya percayai, dan membuat saya menjadi luar biasa kagum oleh kasih-Nya. Saya, dan kita semua pastinya, merasa menjadi subjek yang sangat penting dalam karya penebusan Kristus. Namun, benarkah itu yang sesungguhnya terjadi? Benarkah kita alasan utama dari karya penebusan Kristus di dunia dan menjadi subjek utama dalam karya penebusan itu?
Tidak demikian adanya. Allah memang begitu mengasihi kita, dan sejak semula Ia tidak pernah menginginkan manusia jatuh ke dalam dosa dan binasa. Penebusan itu memang terjadi hanya bagi manusia karena makhluk lainnya, bahkan malaikat sekalipun, tidak beroleh anugerah penebusan dan pengampunan. Akan tetapi, kita perlu memahami bahwa Yesus tidak datang ke dunia semata-mata karena ia mengasihi kita. Ia datang dan menjalani karya penebusan itu untuk memenuhi kehendak Bapa-Nya, Sang Sutradara Utama dalam skenario penebusan manusia dan ciptaan-Nya (lihat Kejadian 3:15). Allahlah subjek utama dari keselamatan manusia karena sejak semula Ia telah menetapkannya demikian. Dengan menyadari hal tersebut, hendaknya kita memiliki pemikiran bahwa segala sesuatu hanya terjadi oleh karena anugerah, bukan karena kelayakan kita untuk memperoleh keselamatan tersebut. Yesus disalibkan dan menjadi jalan pendamaian bagi dosa-dosa kita karena Allah berkehendak agar manusia dan dunia ciptaan-Nya dipulihkan dari dosa, dan dijadikan kudus untuk kembali memenuhi panggilannya yang semula, yaitu memuliakan Allah dan menikmati kehadiran-Nya. Karya keselamatan yang dikerjakan Yesus sejatinya adalah bentuk ketaatan-Nya kepada Allah Bapa, seperti yang senantiasa Yesus tegaskan kepada murid-murid-Nya (Yohanes 8:42; 6:38; 7:28, AYT). Dan, dalam ketaatan tersebut, Yesus juga memberi teladan nyata, bukan sekadar wacana, agar kita taat dan tunduk kepada Allah.
Natal hendaknya menjadi peristiwa bagi kita untuk sepenuhnya menyadari anugerah Allah yang terwujud dalam diri Yesus sehingga kita dapat memaknai kasih Allah dalam kerangka yang benar. Dengan menyadari anugerah-Nya yang begitu besar bagi kita yang tidak layak, kiranya kita akan semakin menghargai anugerah keselamatan dari Allah dan menggunakan hidup kita untuk memuliakan nama-Nya. Karena Allah, kita tidak binasa. Karena Kristus, kita beroleh jalan pendamaian dengan Allah. Dan, karena Roh Kudus, kita kini diproses untuk hidup dalam kekudusan. Maranatha!
Sumber referensi:
|
- Login to post comments
- 2532 reads