Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi

You are here


Yustinus Martir

Yustinus Martir, seorang filsuf muda pada abad kedua, mendengarkan dengan baik pidato seorang lain yang berpendidikan baik.

"Orang-orang yang menjadi pengikut orang Nazaret yang mati itu adalah orang-orang bodoh yang percaya pada takhyul," kata si ahli pidato itu. "Yang mereka puja tak lain hanya awan-awan dan pengaruh bintang. Saya kira mereka merupakan ancaman bagi kekaisaran ini."

Orang-orang yang berkumpul di sana dalam bentuk lingkaran itu menganggukkan kepala. Namun Yustinus tidak begitu cepat menyetujui. "Saya tidak begitu yakin akan hal itu," ia memberi komentar. "Mereka sangat tulus. Saya telah mendengar tentang orang-orang Kristen yang mengakui iman mereka walaupun mereka tahu mereka akan dilemparkan ke dalam ketel yang berisi minyak yang mendidih demi keyakinan mereka."

Johanna Veenstra

Hal yang paling mencolok dari peranan wanita bujang dalam pelayanan misi ke luar negeri mungkin adalah profesi mereka [sebagai misionaris] itu sendiri. Hal ini juga berlaku untuk para pria. Namun berbeda dengan misionaris wanita, seorang [misionaris] pria harus unggul. Dia harus mencapai suatu prestasi dalam pelayanan misinya untuk bisa dianggap "pahlawan misionaris". Tapi seorang wanita, terutama wanita bujang, bisa menjadi "pahlawan [misionaris] wanita" hanya dengan berani menjadi pelopor misionaris asing. Itulah yang dialami oleh Johanna Veenstra yang merupakan wakil dari begitu banyak wanita bujang yang pergi ke luar negeri setelah pergantian abad [ke-20].

Johanna, yang berulang kali disebut oleh penulis biografi yang mengaguminya (Almarhum Henry Beets, Direktur Mission of the Christian Reformed Church) sebagai "pahlawan wanita", berubah dari seorang stenograf yang tidak dikenal menjadi seorang selebriti lokal (di Grand Rapids, Michigan, dan Paterson, New Jersey), tapi tidak ada yang luar biasa dalam pelayanan misinya. Walaupun demikian, hidupnya menjadi contoh dari pengorbanan dan harapan-harapan yang diletakkan di pundak "pahlawan-pahlawan iman wanita" lainnya.

Robert Boyle

Perintis Kimia Modern dan Pemimpin Penyebaran Alkitab

Robert Boyle berperan penting dalam proses perkembangan ilmu sebagaimana kita kenal sekarang, karena ia menekankan pentingnya eksperimen sebagai dasar penelitian ilmiah. Dia juga orang Kristen yang taat, yang mengabdikan hidupnya untuk melayani Tuhan, baik dalam perannya sebagai ilmuwan maupun dalam kehidupan pribadinya.

Masa Mudanya

Robert Boyle lahir tanggal 25 Januari 1627, di Lismore Castle, County Waterford, Irlandia. Dia anak ke-14 dari Bangsawan Cork, salah seorang terkaya di Britania Raya. Meskipun sangat kaya, bangsawan ini adalah orang Kristen yang saleh, yang mengakui bahwa semua kekayaannya berasal dari Allah. "Tidak diragukan lagi, kesalehannya berperan penting dalam membentuk pikiran si anak yang kelak menjadi ahli kimia terkemuka pada abad tujuh belas."

Martin Rinckart

Martin Rinckart lahir tanggal 23 April 1586 dan meninggal tanggal 8 Desember 1649. Ia adalah seorang pendeta dan penulis himne dari Jerman. Ia dilahirkan di dalam keluarga pengrajin logam yang miskin. Meski begitu, ia mendapat pendidikan yang layak. Ia kuliah di Leipzig dan pernah menjadi diaken di Eisleben (1611) dan wakil uskup gereja Anglikan di Eilenburg (1617), tempat ia dilahirkan dan meninggal. Rinckart melayani di sana ketika berlangsung Perang 30 Tahun (1618 -- 1648) dan penyakit sampar mewabah pada awal tahun 1637. Tahun itu Eilenburg dipadati oleh para pengungsi yang menderita epidemi dan kelaparan. Saat itu ada empat hamba Tuhan di Eilenburg. Salah seorang di antaranya meninggalkan kota untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih terlindung dan tidak dapat dibujuk untuk kembali. Pendeta Rinckart memimpin upacara penguburan kedua temannya yang lain. Sebagai satu-satunya pendeta yang masih hidup, dia sering diminta untuk melayani upacara penguburan 40 hingga 50 orang setiap hari -- total mencapai sekitar 4.480. Pada bulan Mei pada tahun yang sama, istrinya meninggal dunia. Menjelang akhir tahun itu, para pengungsi dikuburkan secara massal tanpa upacara pemakaman.

Johann Heinrich Bullinger

Johann Heinrich Bullinger adalah murid, sahabat, dan pengganti Zwingli dalam usaha pembaharuan gereja di Zurich, Swiss. Ia adalah seorang yang bijaksana, sabar, tabah, dan mengerti keadaan orang lain. Di bawah pimpinannya, pembaharuan gereja yang telah dimulai Zwingli di Zurich berlangsung sebagaimana yang diharapkan.

Johann adalah anak ke-5 dari Heinrich Bullinger, seorang pendeta yang menikah di Bremgarten. Ibunya bernama Anna Widerkehr. Ia dilahirkan 18 Juli 1504 di Bremgarten, dekat Zurich, Swiss.

Pengantar Bio 50 Juni 2010

Salam sejahtera,

Pengampunan dosa diberikan Allah kepada manusia dengan cuma-cuma,hal ini tidak lain karena Dia begitu mengasihi kita yang berdosa.Sekaya apa pun manusia tidak akan sanggup mengupayakan pengampunan.Belajar dari kebenaran yang ditulis oleh para reformator sebelumnya,Bullinger bertekad untuk memperjuangkan gerakan reformasi dinegaranya. Demi menegakkan pembaruan gereja, dia mengerahkan segaladaya dan upaya hingga tutup usianya.

Publikasi e-Konsel

Keberadaan kita sebagai seorang pribadi jelas tidak akan lepas dari segala permasalahan hidup, baik dengan diri sendiri, keluarga, teman, dan relasi-relasi lain.

Anselmus

Anselmus adalah seorang teolog dan filsuf yang hidup pada abad Pertengahan. Ia adalah seorang yang sangat terkemuka di antara pemikir-pemikir Skolastik. Anselmus dilahirkan pada tahun 1033 di Aosta, Italia. Ayahnya adalah seorang bangsawan di Italia yang bernama Gundulph dan ibunya bernama Ermenberga.

Pada tahun 1056 Anselmus menyeberang pegunungan Alpen dan berdiam di Burgundy, Perancis. Namun tidak lama kemudian ia berpindah lagi ke Bec, di Normandy. Di sini Anselmus memasuki biara Bec yang dipimpin oleh Lanfranc, seorang pemimpin biara yang memiliki kepribadian yang sangat menarik. Pada tahun 1060 Lanfranc diangkat menjadi uskup agung di Canterbury - Inggris dan Anselmus diangkat menjadi penggantinya di Bec.

Martha Graham

Sosok paling berpengaruh dan inovatif di bidang tari modern selama lebih dari 50 tahun, Martha Graham, dilahirkan di Pittsburgh - Pennsylvania, tetapi dibesarkan di California. Pada usia 20, dia belajar tarian etnik primitif di Sekolah Denishawn, Hollywood, di mana sutradara Ted Shawn, yang mengenali bakat luar biasanya, menciptakan tari balet Xochitl tentang tema suku Aztek untuknya. Dari tahun 1923 hingga 1925, dia menari di Greenwich Village Follies dan tahun 1926 mengajar di Sekolah Musik Eastman, di mana dia mulai mencari tahu bagaimana tarian bisa "memberi hakikat pada sesuatu yang dia rasakan."

Forum In-Christ.Net--Bio Tokoh: Tempat untuk Mendiskusikan Tokoh-tokoh Kristen Bukan Ajang Gosip

Saat anak kecil ditanya siapakah orang yang mereka idolakan, mereka akan memberikan jawaban yang beragam. Ada yang menjawab Superman, Sailor Moon, ayah, ibu, dan sebagainya. Bagaimana dengan Anda?

Komentar


SABDA Live



Alkitab SABDA


Cari kata atau ayat:

Kamus SABDA


Media Sosial

 

Member login

Permohonan kata sandi baru