Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi

You are herePenulis Himne / Thomas Obadiah Chisholm

Thomas Obadiah Chisholm


Di awal khotbahnya, Martin Luther mengangkat sebuah Alkitab dan berkata, "Ini Injil." Lalu, ia mengangkat tangan satunya yang memegang sebuah buku pujian, dan melanjutkan kata-katanya, "Dan, ini adalah cara kita mengingatnya." Pernyataan ini mungkin diringkas dengan baik oleh William Wordsworth, "Aku melahirkan musik di hatiku lama setelah itu tidak didengar lagi." Musik berbicara kepada hati; dan kata-kata yang berkaitan dengan melodi itu, beserta melodinya itu sendiri, memicu berbagai kenangan masa lalu dan mengarahkan kita pada sikap atau tindakan tertentu di masa sekarang. Musik berbicara tentang harapan kita akan masa depan, menunjukkan mimpi-mimpi kita, dan bahkan menyuarakan rasa takut dan keraguan kita. Demikian juga dengan iman. Mazmur, himne, lagu-lagu rohani telah lama melayani umat Allah: memberikan penghiburan saat kita sedih dan menderita, memberikan semangat saat kita lemah dan ragu-ragu, memanggil kita untuk menjalani hidup dengan keyakinan yang lebih besar pada masa-masa itu ketika diri sendiri sering kali menjadi pusat kita.

Gambar: Thomas Obadiah Chisholm

Para penulis himne yang hebat, yaitu mereka yang terus dikenang, dan yang kata-kata dan lagunya bertahan selama berabad-abad, adalah mereka yang mampu dengan sederhana, tetapi mendalam, menyentuh hati orang-orang yang mendengar dan menyanyikan lagunya. Lirik dan aransemennya menjadi bagian integral dari struktur kehidupan orang percaya yang tak terhitung jumlahnya, membuat perjalanan rohani mereka semakin kaya dan manis. Syukur kepada Tuhan karena selama berabad-abad, Dia telah mengaruniakan kemampuan untuk menulis kata-kata dan menggubah musik untuk mazmur, himne, dan nyanyian-nyanyian rohani kita. Kita semua kaya akan jerih payah kasih dari orang-orang ini. Sebagian besar dari mereka tidak terkenal di dunia, mereka tidak kaya dan terkenal, sebagian besar menjalani kehidupan mereka dalam kesederhanaan, membagikan karunia yang telah Tuhan berikan kepada sesama. Banyak dari kita telah menyanyikan himne mereka di sepanjang hidup kita, tetapi kita bahkan tidak tahu nama mereka. Namun, mereka itu seperti kita: menjalani kehidupan, mengalami suka dan duka, dan berusaha melayani Allah dengan kemampuan terbaik dan kesempatan yang dimiliki. Mengenal orang-orang seperti itu hanya akan memperkaya kehidupan kita.

Thomas Obadiah Chisholm lahir di sebuah rumah kayu di Franklin, Kentucky, pada 29 Juli 1866. Keluarganya sangat miskin dan ia tidak mampu mendapatkan pendidikan yang sangat baik. Dia bersekolah di sebuah desa kecil dan tidak pernah lulus dari pendidikan sekolah dasar. Terlepas dari itu, Thomas diangkat menjadi guru di sekolah itu saat usianya baru 16 tahun. Jelas, ia adalah seorang pemuda cerdas yang menjanjikan, dan masyarakat di situ memercayakan tanggung jawab itu kepadanya. Kepercayaan ini menjelaskan banyak hal tentang karakter seorang Thomas Chisholm muda. Pada usia 21 tahun, ia menjadi seorang editor di koran lokal: The Franklin Favorit. Pada tahun 1893, dalam sebuah pertemuan yang dipimpin oleh Dr. Henry Clay Morrison (pendiri Asbury College and Theological Seminary), Thomas menjadi seorang Kristen. Melihat potensi pemuda ini, Dr. Morrison mengundangnya untuk pindah ke Louisville, Kentucky, dan menjadi editor di publikasi milik Morrison: The Pantekosta Herald. Thomas menerima tawaran itu dan pindah ke Louisville, dan bekerja selama beberapa tahun sebagai editor Dr. Morrison.

Paparan Chisholm terhadap karya bosnya membawanya mengembangkan minat yang kuat dalam pelayanan. Maka, tahun 1903, ia ditahbiskan sebagai pelayan di Gereja Methodist. Setelah itu, ia ditunjuk untuk melayani jemaat di Scottsville, Kentucky. Namun, Thomas adalah orang yang sangat rentan dan kesehatannya tidak baik. Kerasnya menjabat sebagai pelayan dengan cepat menjadi sesuatu yang membuat fisiknya tidak bisa bertahan. Setelah hanya satu tahun, ia terpaksa meninggalkan pelayanan karena masalah kesehatan. Ia dan keluarganya pindah ke sebuah peternakan di Winona Lake, Indiana. Beberapa tahun setelah itu, ia memulai karier sebagai seorang sales asuransi. Tahun 1916, ia pindah lagi, kali ini ke Vineland, New Jersey. Di situ, ia tetap bekerja dengan menjual asuransi. Meski keahliannya adalah menjual asuransi, namun hobinya menulis. Thomas memiliki bakat bawaan untuk menyatakan pikiran-pikiran rohani dalam bait-bait puitis, dan ia mengabdikan hidupnya untuk membagikan karunia itu dengan orang lain. "Chisholm menulis lebih dari 1200 puisi, banyak di antaranya muncul di majalah keagamaan bulanan seperti Sunday School Times, Moody Monthly, Alliance Weekly, dan sebagainya. Sejumlah puisi itu telah menjadi syair dalam himne-himne terkenal." (Kenneth W. Osbeck, 101 Hymn Stories, hlm. 84) Beberapa himne tersebut antara lain: Bring Christ Your Broken Life, Living For Jesus, O, To Be Like Thee, Only In Thee, dan banyak yang lainnya. Mungkin, himne yang paling membuatnya dikenal adalah Great Is Thy Faithfulness (Besar Setia-Mu, PKJ 138).

"Penghasilanku tidaklah besar setiap waktu karena gangguan kesehatan yang kualami dari tahun-tahun awal sampai sekarang. Namun, aku tidak boleh gagal dalam mencatat kesetiaan yang tak pernah gagal dari Allah yang menggenapi janji-Nya, dan bahwa Dia telah menunjukkan kepadaku banyak keindahan pemeliharaan-Nya, yang olehnya aku dipenuhi rasa syukur yang menakjubkan."
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Puisi Great Is Thy Faithfulness ini ditulis tahun 1923. Thomas menyatakan bahwa "tidak ada latar belakang yang mendalam" untuk puisi istimewa itu, melainkan hanya "kesadaran akan kesetiaan Allah yang dirasakan setiap hari". Meskipun tidak memiliki kekayaan dunia, Thomas merasa diberkati dengan melimpah oleh rahmat Tuhan sehari-hari. Dalam sebuah surat bertanggal 1941, Chisholm menyampaikan pandangan ini dalam pikirannya, "Penghasilanku tidaklah besar setiap waktu karena gangguan kesehatan yang kualami dari tahun-tahun awal sampai sekarang. Namun, aku tidak boleh gagal dalam mencatat kesetiaan yang tak pernah gagal dari Allah yang menggenapi janji-Nya, dan bahwa Dia telah menunjukkan kepadaku banyak keindahan pemeliharaan-Nya, yang olehnya aku dipenuhi rasa syukur yang menakjubkan." Thomas menjelaskan pendekatannya terhadap penulisan himne dengan pernyataan berikut: "Aku berusaha jujur kepada Firman, dan menghindari judul-judul dan penafsiran yang sembrono serta memperdaya. Aku rindu setiap pujian atau puisi bisa memiliki pesan pasti bagi setiap hati yang menjadi objeknya."

Tahun 1923, Chisholm mengirimkan sejumlah puisinya, termasuk yang berjudul Besar Setia-Mu ke William Marion Runyan (1870-1957), seorang rekan editor yang bekerja di penerbit Hope Publishing dan seorang pemusik yang memiliki hubungan dengan Moody Bible Institute. Runyan menggubah sejumlah puisi Chisholm, namun ia begitu tersentuh terutama oleh puisi berjudul Besar Setia-Mu itu. Ia menulis, "Chisholm dan saya adalah rekan kerja yang setia, dan saya menulis harmoni untuk sekitar 20 atau 25 puisinya. Puisi khusus ini memiliki sebuah seruan. Saya sungguh-sungguh berdoa bahwa nada yang saya ciptakan untuk puisi ini dapat menyampaikan pesan itu dengan cara yang semestinya. Dan, sejarah bagaimana pujian itu selanjutnya digunakan menunjukkan bahwa Allah menjawab doa. Puisi itu ditulis di Baldwin, Kansas pada tahun 1923, dan pertama kali diterbitkan dalam pamflet lagu pribadi saya."

Kolaborasi keduanya menghasilkan himne yang berdampak pada jutaan orang di seluruh dunia. Menurut George Beverly Shea, himne itu pertama kali diperkenalkan ke khalayak di Eropa pada tahun 1954 saat Billy Graham menggunakannya dalam pelayanannya di Inggris. Itu juga merupakan himne favorit almarhum Dr. Will Houghton, presiden Moody Bible Institute di Chicago, Illinois. Karena sering dinyanyikan di sekolah, himne itu juga menjadi salah satu himne favorit para siswa MBI selama bertahun-tahun, dan menjadi "himne tidak resmi" sekolah itu. Baik lirik dan musiknya telah menyentuh hati orang-orang dari generasi ke generasi, dan pastinya akan terus seperti itu untuk generasi yang akan datang. Thomas Chisholm pensiun di Methodist Home for the Aged (rumah penampungan bagi lansia, red.) di Ocean Grove, New Jersey pada tahun 1953. Ia meninggal di sana pada tanggal 29 Februari 1960 dan dimakamkan di pemakaman St. Thomas Whitemarsh Episcopal Church di Whitemarsh, Pennsylvania. Dia akan berusia 94 tahun pada musim panas yang akan datang. Kita memang benar-benar melayani Allah yang setia, yang telah memberkati kita dengan orang-orang berbakat seperti Thomas Chisholm dan William Runyan, yang membagikan karunia yang mereka miliki dengan kita dan dengan demikian memperkaya kehidupan kita. (t/Berlin B.)

Download Audio: Thomas Obadiah Chisholm

Diterjemahkan dari:
Nama Situs : Zianet
Alamat URL : http://www.zianet.com
Judul asli artikel : Thomas Obadiah Chisholm: Writer of Great Is Thy Faithfulness
Penulis : Al Maxey
Tanggal akses : 30 Oktober 2013

Komentar


SABDA Live



Alkitab SABDA


Cari kata atau ayat:

Kamus SABDA


Media Sosial

 

Member login

Permohonan kata sandi baru