Jon Sobrino yang lahir di Spanyol adalah seorang teolog Jesuit yang dikenal karena karyanya dalam teologi pembebasan. Dia lolos dari pembunuhan di El Salvador ketika anggota militer masuk ke pastoran di Universitas Amerika Tengah (yang didirikan dengan bantuannya) dan dengan brutal membunuh enam rekan Jesuit, pengurus rumah tangga mereka, dan putrinya yang berusia 15 tahun. Sobrino sedang pergi ke luar negeri pada saat itu.

Sobrino, yang karya-karyanya termasuk Jesus the Liberator [Yesus Sang Pembebas - Red.] (1994) dan Christ the Liberator [Kristus Sang Pembebas] (2001), menjadi terkenal dalam Gereja Katolik sebagai pendukung teologi kebebasan. Dia telah menulis:

Kita ketahui bahwa orang miskin di dunia secara praktis tidak memiliki konsekuensi bagi siapa pun — tidak kepada orang-orang yang hidup dalam kelimpahan atau kepada orang-orang yang memiliki kekuasaan apa pun. Dunia Pertama tidak tertarik dengan Dunia Ketiga. Sebagaimana sejarah menunjukkan, mereka hanya tertarik untuk merampas Dunia Ketiga demi meningkatkan kelimpahannya sendiri.

Meskipun mengakui komitmennya dalam membantu orang miskin dan tertindas, beberapa kritikus berpendapat bahwa, di antara kesalahan lainnya, teologinya berfokus pada sifat manusia Yesus Kristus sampai mengurangi sifat ilahi Kristus.

Pada tahun 2007, Sobrino adalah subyek kritik teologis dan teguran oleh Congregation for the Doctrine of the Faith [Kongregasi untuk Doktrin dan Iman - Red.]. Langkah ini ditafsirkan oleh banyak orang sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk menghentikan penyebaran teologi kebebasan.

The Catholic Theological Society of America dan kelompok internasional lainnya memprotes Notifikasi (pemberitahuan) yang menyangkut tentang Sobrino, menyatakan itu secara teologis meragukan dan tidak adil. Sobrino sendiri telah mengatakan bahwa, "mendukung prosedur ini dengan cara apa pun tidak akan membantu gereja Yesus menghadirkan wajah Allah ke dunia kita." (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:

/tr>