Sudahkah Anda mengalami betapa besar, dalam, luas, dan tingginya kasih Allah dalam hidup ini? Helen Roseveare mengalaminya sehingga ia bersedia menyerahkan hidupnya untuk melaksanakan panggilan Tuhan dalam bermisi, seperti yang dikatakannya, "Saya akan pergi ke mana pun yang Allah inginkan, apa pun risikonya.". Tidak hanya sampai di situ, penderitaan berat yang kemudian dialaminya ketika tengah menjalani panggilan itu dianggapnya sebagai, "keistimewaan tak ternilai untuk berbagi beberapa hal kecil di ujung persekutuan penderitaan-Nya." Helen Roseveare sungguh telah mengalami kasih Allah, sehingga ia mampu berada di titik di mana penyangkalan diri menjadi ungkapan untuk mengasihi Allah.

Menyambut bulan Februari yang identik dengan bulan kasih sayang ini, marilah kita kembali merenungkan kasih Allah dalam hidup kita, dan apa yang dapat kita lakukan untuk menanggapi kasih-Nya. Helen Roseveare mungkin hanya menjadi salah satu contoh bagaimana kasih Allah dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan hal-hal yang besar dan luar biasa dalam hidup ini. Akan tetapi, masih ada begitu banyak cara untuk menanggapi kasih Allah yang begitu besar dalam hidup kita. Ada tetangga, sahabat, teman, keluarga, rekan kerja, dan orang-orang di sekitar kita yang mungkin sedang membutuhkan kasih yang sejati untuk membantu mengatasi pergumulan hidup yang mereka alami. Menggapai mereka dapat menjadi awal yang baik bagi kita untuk mulai menanggapi kasih Allah. Kepedulian kita kepada sesama akan menjadi suatu persembahan yang harum di hadapan-Nya, yang berkenan di hati-Nya.

Selamat mengasihi.