Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are here1902 / 1902
1902
Gladys Aylward
Gladys Aylward lahir di London pada tahun 1902. Suatu hari, dia menghadiri sebuah KKR. Pengkhotbah dalam KKR itu mengajak pengunjung agar mempersembahkan hidupnya untuk melayani Allah. Gladys menanggapi pesan tersebut, dan segera setelah itu dia merasa yakin bahwa dia dipanggil untuk memberitakan Kabar Baik di China. Saat berusia 26 tahun, dia menjadi calon penginjil di China Inland Mission Center di London, tetapi gagal lulus ujian.
Suatu saat dia mendengar seorang misionaris wanita, Jeannie Lawson (73 tahun), sedang mencari wanita muda untuk melanjutkan pekerjaannya.
Hyman Jedidiah Appleman
Hyman Jedidiah Appleman lahir pada tanggal 7 Januari 1902 di Mogilev, Belarusia; dan meninggal pada tanggal 29 Mei 1983 di Kansas, Missouri.
Pelayanan mantan penganut Yahudi ini begitu efektif, berdampak luas, dan produktif. Dia sebenarnya membantu memelopori perjalanan zaman modern bagi penginjilan massal, ketika pelayanannya dalam lingkup kota pada awal tahun 1940-an melecutkan antusiasme penginjilan yang sempat dilupakan sejak zaman Billy Sunday, Mordecai Ham, dan Bob Jones.
Gladys Aylward
Diringkas oleh: Sri Setyawati
Gladys Aylward lahir di London pada tahun 1902. Dia bekerja selama beberapa tahun sebagai pembantu dan kemudian menghadiri KKR. Pengkhotbah dalam KKR itu mengajak pengunjung agar mempersembahkan hidupnya untuk melayani Allah. Gladys menanggapi pesan tersebut dan segera setelah itu, dia merasa yakin bahwa dia dipanggil untuk memberitakan Injil di China. Saat berusia 26 tahun, dia menjadi calon penginjil di China Inland Mission Center di London, tetapi gagal lulus ujian. Dia bekerja di bidang lain dan menabung uangnya. Kemudian dia mendengar seorang misionaris wanita yang berumur 73 tahun, Ibu Jeannie Lawson, yang sedang mencari wanita muda untuk melanjutkan pekerjaannya. Gladys menulis surat lamaran kepada Ibu Lawson dan diterima jika dia bisa sampai ke China. Dia tidak memiliki cukup uang untuk ongkos naik kapal, tetapi dia memunyai cukup uang untuk membayar ongkos naik kereta. Pada bulan Oktober 1930, dia berangkat dari London dengan membawa paspor, Alkitab, tiket dan sedikit uang menuju China dengan naik Kereta Api Trans-Siberia, meskipun kenyataannya China dan Uni Soviet sedang terlibat dalam perang dingin. Dia tiba di Vladivostok dan berlayar dari sana ke Jepang dan dari Jepang ke Tientsin. Dari situ dia naik kereta, bus, dan keledai menuju kota Yangchen di pedalaman, di provinsi Shansi yang bergunung-gunung, sebelah Selatan Peking (Beijing). Sebagian besar penduduknya belum pernah melihat orang Eropa selain Ibu Lawson dan Aylward. Mereka tidak memercayai kedua wanita itu sebagai orang asing, dan tidak bersedia mendengarkan mereka.