Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are here
Hans Kung
Hans Küng (lahir tahun 1928), seorang teolog Katolik Roma Swiss, mempertanyakan dogma gereja, menekankan perlunya reformasi di dalam gereja, dan mengusahakan reuni dengan kelompok-k
Pengantar Bio 179 Desember 2017
Salam damai dalam Kristus,
Natal akan selalu identik dengan nama Maria, perempuan yang melalui rahimnya Allah menjelma menjadi bayi di Betlehem. Kita semua tentunya sudah mengetahui benar cerita Maria dan keteladanannya yang luar biasa dalam menaati kehendak Allah. Nah, bersediakah kita untuk meneladani iman Maria? Maukah kita merendahkan diri untuk tunduk menjalani kehendak Allah dalam diri kita? Dalam menyambut Natal pada 2017 ini, publikasi Bio-Kristi menampilkan artikel mengenai Maria yang menyambut rencana Allah dengan sukacita dan tanpa ragu serta sebuah renungan Natal mengenai Allah sebagai subjek utama Natal. Kiranya kita semua diberkati dengan membaca sajian Natal kami di penghujung tahun ini.
Natal: (Bukan Hanya) Karena Kita
Ditulis oleh: N. Risanti
Setiap kali memasuki masa Natal, saya selalu terkenang dengan lagu Karena Kita, atau dalam judul aslinya, We Are The Reason. Melalui lagu itu, kita seolah-olah diingatkan bahwa kelahiran Yesus dan karya salib-Nya di dunia terjadi karena kita. Kitalah alasan utama dari penderitaan-Nya di kayu salib karena Ia begitu mengasihi kita. Hal itu saya percayai, dan membuat saya menjadi luar biasa kagum oleh kasih-Nya. Saya, dan kita semua pastinya, merasa menjadi subjek yang sangat penting dalam karya penebusan Kristus. Namun, benarkah itu yang sesungguhnya terjadi? Benarkah kita alasan utama dari karya penebusan Kristus di dunia dan menjadi subjek utama dalam karya penebusan itu?
MARIA, IBU YESUS
Hamba Allah yang Rendah Hati
Profil Maria Ibu Yesus
Maria adalah seorang gadis muda, mungkin baru berusia sekitar 12 atau 13 tahun ketika malaikat Gabriel datang kepadanya. Dia baru saja bertunangan dengan seorang tukang kayu bernama Yusuf. Maria adalah seorang gadis Yahudi biasa, sedang menunggu untuk menikah. Tiba-tiba hidupnya akan selamanya berubah.
Salam damai dalam Kristus,
Natal akan selalu identik dengan nama Maria, perempuan yang melalui rahimnya Allah menjelma menjadi bayi di Betlehem.
Victor I. Tanja
Pendeta kelahiran pulau Sawu, Nusa Tenggara Timur, 31 Mei 1936, ini seorang penulis yang kreatif.
Pengantar Bio 178 November 2017
Salam damai dalam Kristus,
Leo X menjadi salah seorang tokoh kunci dalam peristiwa reformasi gereja yang bersejarah. Tindakan dan arah kebijakannya terhadap gereja yang berjalan secara melenceng mendorong Martin Luther menuliskan 95 dalilnya di pintu gereja Wittenberg. Dunia dan terkhusus gereja Prostestan mungkin hanya mengenalnya sebagai tokoh antagonis dalam sejarah kelam gereja. Namun, bagaimana sesungguhnya sejarah dan riwayat hidupnya sebagai seorang pemimpin gereja?
Leo X
Leo X (1475 -- 1521), yang menjadi Paus dari tahun 1513 sampai tahun 1521, adalah penggemar seni yang boros dan manipulator politik internasional. Reformasi dimulai pada masa pemerintahannya.
Pada paruh kedua abad ke-15, Renaisans berada dalam masa kejayaan di Italia. Kejayaan manusia telah ditemukan kembali dan diapresiasi kembali setelah pertapaan puritanisme agama abad pertengahan. Seni klasik Yunani kuno kembali digemari; bahasa Latin yang rumit dari periode awal kota Roma dipelajari lagi. Hidup di dunia ini menjadi lebih penting, bagi mereka yang mampu mengusahakannya, daripada kehidupan di akhirat. Para pangeran di negara-negara kota di Italia bertempur dan bersekongkol.
Leo X, Hedonis Renaisans, dan Reformasi Gereja
Leo X tidak memandang serius pergerakan kaum Lutheran seperti yang kemudian ditunjukkan oleh sejarah. Leo percaya bahwa Luther adalah seorang bidat yang ajarannya akan menyesatkan beberapa orang yang setia, dan, seperti yang terjadi pada masa lalu, agama yang benar akan menang pada waktunya. Para sejarawan bahkan meyakini jika saja ia lebih berfokus pada masalah-masalah religius dibandingkan urusan-urusan seni, reformasi gereja mungkin tidak akan pernah terjadi. Sejarah, dengan demikian, akan selalu mengaitkan Leo X dengan kegagalannya dalam membawa gereja ke arah yang benar.
Samuel Zwemer
!doctype>