Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are here
Kontribusi Doddridge di Bidang Pendidikan dan Kerohanian
Berdasarkan pada kebebasan beragama, Philip Doddridge menolak tawaran yang akan menuntunnya ke dalam pelayanan Anglican atau kariernya di bidang hukum. Pada tahun 1719, ia memilih untuk masuk ke akademi Dissenting di Kibworth, Leicestershire. Di tempat itu, ia diajar oleh John Jennings, yang membantu Doddridge meraih sukses dengan cepat pada tahun 1723. Setahun kemudian, dalam pertemuan umum para pelayan nonkonformis, Philip Doddridge dipilih menjadi pemimpin akademi yang baru saja didirikan beberapa kilo meter dari Pasar Harborough, yang kemudian dikenal dengan nama Akademi Daventry. Pada tahun yang sama, ia menerima sebuah undangan untuk menjadi pendeta di sebuah jemaat independen di Northampton. Di sinilah, kepopulerannya sebagai seorang pengkhotbah menjadi pokok pembicaraan, terutama karena ia memiliki "perasaan yang sangat mudah tersentuh, ditambah dengan kelebihan fisik, dan ketulusan yang sempurna". Ciri khas khotbahnya sangat praktis dan tujuannya adalah untuk membina para pendengarnya tentang bingkai pikiran rohani dan ketaatan.
Philip Doddridge
Philip Doddridge lahir pada tahun 1702, ia adalah anak ke-20 bagi ayah dan ibunya. Namun, ia disisihkan karena lahir prematur. Meski demikian, ia dapat bertahan dan menjadi seorang pendeta yang terkenal. Pada usia 13 tahun, Doddridge kehilangan ayahnya. Pada tahun yang sama, ia masuk ke sekolah swasta di St. Albans. Di kota tersebut, ia berkenalan dengan Dr. Samuel Clark, pendeta dari gereja nonkonformis [gereja yang tidak sealiran dengan Gereja Inggris (Church of England) - Red]. Dr. Clark sangat baik kepada Doddridge, dan bahkan perlakuannya kepada Doddridge seperti ayah kedua baginya. Beberapa tahun kemudian, Doddridge bergabung dengan Gereja Inggris di St. Albans. Pada suatu hari Minggu, ia membuat sebuah perjanjian dengan Allah dan menuliskan isinya. Dari tahun ke tahun, dia terus memperbaruinya dan memohon ampunan kepada Allah atas kegagalannya melakukan perjanjiannya setepat yang ia inginkan.
Michael Josephson -- Dosen, Pembicara
"Integritas pribadi itu penting; bukan karena integritas membuat kita mendapatkan apa yang kita inginkan, melainkan karena integritas membantu kita untuk menjadi seperti yang kita inginkan." Michael Josephson -- Dosen, Pembicara
Pengantar Bio 104 Desember 2012
Salam damai dalam Yesus Kristus,
Allah memiliki rencana yang indah bagi setiap anak-Nya, sehingga Ia memanggil dan melengkapi setiap anak-Nya untuk menggenapi rencana-Nya. Hal itu juga yang dapat kita lihat di dalam diri seorang hamba Tuhan yang bernama Philip Doddridge. Allah memanggilnya menjadi hamba-Nya, memberi dia kemampuan untuk menjadi seorang gembala dan menjadi seorang penulis beberapa himne yang menguatkan iman. Bahkan, lebih dari itu, ia adalah hamba Tuhan yang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Allah sampai akhir hayatnya. Ingin tahu kisah hidup penulis himne ini? Simaklah sajian kami dalam edisi ini.
Menyimak Jejak Langkah Penulis Himne
Pada momen Natal, lagu-lagu himne Natal lebih banyak diperdengarkan daripada biasanya.
Pengantar Bio 103 November 2012
Salam kasih,
Dalam edisi ini, Bio-Kristi menampilkan salah satu tokoh pendidikan yang memberi pengaruh besar bagi banyak orang. Dia adalah Hulda Clara A. Niebuhr, satu dari dua belas wanita paling berpengaruh dalam bidang pendidikan kekristenan, yang diulas dalam buku "Faith of Our Foremothers". Bermula dari pengalamannya mengajar anak-anak di gereja ayahnya dan pengajaran teologi yang ia peroleh, Hulda memutuskan untuk terjun di bidang pendidikan dan menulis banyak buku seputar pengajaran kekristenan yang benar. Semasa hidupnya, Hulda telah menyentuh kehidupan anak-anak didiknya, dan setelah ia tiada, bukunya tetap berguna bagi para guru untuk menerapkan metode yang tepat dalam mengajar anak, khususnya tentang cara mengenal Kristus. Seperti apa perjalanan hidup dan karya-karyanya? Simaklah dalam edisi ini.
Erica Jong -- Penulis, Guru
"Sesuatu yang ingin saya berikan kepada anak perempuan saya adalah kebebasan. Kebebasan adalah sesuatu yang harus diberikan dengan cara memberi teladan, bukan dengan berkhotbah."
Hulda Clara August Niebuhr
Diringkas oleh: Sri Setyawati
Hulda Clara A. Niebuhr adalah salah satu wanita yang memiliki perhatian besar terhadap pendidikan. Kecintaannya pada pendidikan agama untuk anak-anak dan pemuda, dibuktikan ketika ia bekerja sebagai tenaga pendidik di beberapa gereja selama bertahun-tahun. Lima belas tahun terakhir dari hidupnya yang ia jalani di Seminari Theologi McCormick jurusan pendidikan teologi, memberinya kesempatan untuk meneruskan visi meningkatkan pendidikan Kristen di gereja.
Keluarga Niebuhr
Disadur oleh: Kusuma Negara
Keluarga Gustav dan Lydia Niebuhr memang keluarga yang berdampak. Selain Hulda yang menjadi profesor divinitas wanita pertama dan pengajar yang disegani, kedua adiknya juga merupakan teolog ternama pada masa itu. Keluarga Niebuhr ini menjadi salah satu keluarga Kristen yang anggota keluarganya paling banyak memberikan kontribusi teologis bagi gereja dan dunia. Adiknya yang pertama (Walter) berkarier di bidang jurnalisme dan bisnis. Ia menjadi tulang punggung keluarga sepeninggal ayah mereka (Pdt. Gustav). Reinhold Niebuhr, adiknya yang kedua, seorang teolog yang ternama karena realisme kekristenannya. Kutipannya yang terkenal adalah "Kapasitas manusia untuk berbuat adil memungkinkan lahirnya demokrasi; tetapi kecenderungan manusia untuk berbuat tidak adil mensyaratkan adanya demokrasi." H. Richard Niebuhr, adik ketiganya, menjadi salah seorang teolog dan sejarawan gereja paling penting pada abad ke-20 di Amerika Serikat. Pengajarannya tentang respons orang Kristen terhadap budaya dunia, dapat dibaca melalui bukunya "Christ and Culture" (1951) dan "Kristus Mentransformasikan Kebudayaan". Buku ini masih menjadi buku pelajaran wajib dalam seminari-seminari hingga saat ini.
Penggerak Gereja Kebangsaan
Sam Ratulangi adalah orang Kristen yang memiliki rasa kebangsaan yang cukup tinggi. Bahkan, rasa nasionalismenya tersebut dibawanya ke lingkup gereja. Sam Ratulangi menjadi salah satu motor penggerak terbentuknya gereja baru, yang disebut Kerapatan Gereja Protestan Minahasa, yang disingkat menjadi KGPM. Sam memberi sumbangsih pada tercetusnya semboyan gereja ini yang berbunyi, "Yesus Kristus dalam kebangsaan, kebangsaan dalam Yesus Kristus."