Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereTahukah Anda / Siapa Habakuk dan Apa yang Dia Ajarkan Pada Kita tentang Keadilan dan Waktu Allah?
Siapa Habakuk dan Apa yang Dia Ajarkan Pada Kita tentang Keadilan dan Waktu Allah?
Habakuk menonjol sebagai seorang yang unik di antara penulis-penulis nabi kecil. Kitabnya, walau singkat, mencatat percakapannya dengan Allah, menanyakan berbagai pertanyaan penting tentang keadilan.
Habakuk menulis kitab di dalam Alkitab yang mengemban namanya. Kitab ini, Habakuk, adalah salah satu dari dua belas kitab nabi kecil.
Habakuk menonjol sebagai seorang yang unik di antara penulis-penulis nabi kecil. Kitabnya, walau singkat, mencatat percakapannya dengan Allah, menanyakan berbagai pertanyaan penting tentang keadilan. Jadi, siapakah pria ini yang berbicara pada Allah dengan sangat berani?
Apa yang Kita Ketahui tentang Habakuk?
Tidak banyak yang diketahui mengenai Habakuk sendiri. Kita tahu bahwa namanya berarti "rangkul" atau "merangkul", walau para ahli berbeda pendapat mengenai mana yang tepat.
Beberapa orang mengemukakan bahwa Habakuk adalah anak laki-laki yang diberikan pada seorang wanita Sunem dalam 2 Raja-raja 4. Ini berasal dari fakta bahwa dalam 2 Raja-raja 4:16, kata-kata Elisa pada perempuan tersebut dapat diterjemahkan sebagai, "Engkau harus merangkul seorang anak laki-laki," dan nama Habakuk memiliki arti "rangkul". Tradisi kerabian mendukung klaim ini. Apabila benar, itu berarti Habakuk adalah anak laki-laki yang diberikan kepada seorang wanita tua yang membawa sang nabi, Elisa, masuk dan menyediakan keperluannya. Anak laki-laki ini adalah hadiah yang ajaib dari Tuhan karena kebaikan wanita tersebut. Anda bisa menemukan cerita selengkapnya dalam 2 Raja-raja 4:8-37.
Namun, kita tidak memiliki bukti konkret bahwa seperti itulah ceritanya. Sebagai gantinya, segala hal yang benar-benar kita ketahui tentang Habakuk adalah bahwa dia seorang nabi dan penyair. Dari kalimat terakhir Habakuk 3:19, ditemukan bahwa dia mungkin juga memainkan alat musik gesek. Dari tulisan-tulisannya, kita bisa berkata bahwa dia berani bertanya pada Tuhan, yang menunjukkan bahwa dia pasti memiliki hubungan yang kuat dengan Allah.
Di Mana Kitab Habakuk Berada di dalam Alkitab?
Habakuk ditemukan di dalam dua belas nabi kecil dalam Perjanjian Lama. Di dalam Alkitab Ibrani, para nabi kecil dipertimbangkan sebagai kitab ke-8 dari sebuah bagian yang disebut Nevi'im, atau Nabi-nabi. Mereka disebut nabi kecil dikarenakan kitabnya yang pendek.
Habakuk disatukan bersama Obaja, Nahum, dan Zefanya, yang semuanya bernubuat pada sekitar waktu penghancuran Yehuda. Namun, mereka masing-masing menulis dan bernubuat tentang aspek-aspek yang berbeda. Membaca keempatnya dapat memberi gambaran yang lebih lengkap.
Kapan Habakuk Bernubuat?
Habakuk bernubuat tentang bangsa Babilonia dan kehancuran Yerusalem, yang menempatkannya pada garis waktu saat bangsa Babilonia telah menjadi bangsa penakluk, tetapi belum mengancam Yehuda. Dengan demikian, para ahli percaya bahwa dia bernubuat pada tahun 600 SM.
Ini menempatkan Habakuk sezaman dengan Yeremia. Itu juga berarti dia mungkin hidup pada akhir kepemimpinan Yosia atau pada awal kepemimpinan Yoyakim.
Banyak ahli menempatkan masa nubuatan Habakuk pada sekitar 605 SM. sebab ini merupakan tanggal dari Pertempuran Karkemis, saat Nebukadnezar II dari Babilonia menaklukkan Mesir dan Asyur. Karkemis berdiri sebagai sebuah kemenangan besar, menandakan kebangkitan supremasi Babel di wilayah tersebut.
Namun, dalam Habakuk 1:5-6 (AYT), Tuhan berkata, "Lihatlah di antara bangsa-bangsa, perhatikanlah! Tercenganglah dengan heran, sebab Aku melakukan pekerjaan pada zamanmu, yang tidak akan kamu percaya jika diceritakan kepadamu. Sebab, lihat, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang berjalan melalui hamparan bumi untuk menduduki tempat kediaman yang bukan kepunyaan mereka."
Fakta bahwa Allah mengatakan bahwa itu luar biasa dan tidak dapat dipercaya tampaknya menyiratkan bahwa Babel belum mengancam Yehuda secara serius. Karena hal ini, beberapa ahli menempatkan kitab Habakuk lebih awal. Habakuk dapat ditulis kapan saja mulai dari kebangkitan neo-Babilonia melalui Nabopolassar atas Asyur pada tahun 626 SM. sampai 20 tahun sesudahnya, menuju Pertempuran Karkemis pada tahun 605 SM.
Fakta bahwa Babel menyebabkan kejatuhan Yehuda juga mungkin mengejutkan sebab, untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, Asyur dan Mesir menjadi lemah, memberi Yehuda kemerdekaan dari kekuasaan asing. Sayangnya, Raja Yosia yang berangkat untuk menemui Necho II dari tentara Mesir di Megido sebelum Pertempuran Karkemis, tampaknya bertentangan dengan kehendak Allah dan akhirnya dibunuh. Penggantinya, Yoyakim, adalah seorang raja boneka.
Apa yang Membuat Habakuk Dikenal?
Kitab Habakuk, hanya dengan tiga pasal, sempurna untuk dibaca dalam sekali duduk.
Habakuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang mengapa Allah membiarkan ketidakadilan. Tidak seperti beberapa nabi yang dikirim untuk bernubuat pada Israel, Yehuda, atau bangsa lain, kitab Habakuk mencatat sebuah percakapan antara Habakuk dengan Allah. Dari sini, kita melihat sebuah kilasan menarik tentang Allah yang berdialog dengan seorang pengikut yang memiliki berbagai pertanyaan. Dengan membaca Habakuk, kita juga menemukan berbagai jawaban.
Kitab Habakuk dimulai dengan, "Nubuat yang Nabi Habakuk lihat. Berapa lama lagi, TUHAN, aku harus berseru, minta tolong dan tidak akan Engkau dengar? Atau, aku berteriak kepadamu "Kekerasan!" dan Engkau tidak akan menyelamatkan. Mengapa Engkau membuatku melihat kejahatan? Mengapa Engkau tidak memandang pada kesalahan? Penindasan dan kekerasan ada di hadapanku, terjadi perbantahan dan pertikaian. Oleh sebab itu, hukum diabaikan, dan keadilan tidak pernah muncul. Karena orang jahat mengepung orang benar, maka muncul keadilan yang bengkok." (Habakuk 1:1-4, AYT)
Menanggapi permohonan Habakuk tentang kejahatan Yehuda, Allah mengirim pesan yang mengejutkan: Babel akan membawa pembalasan.
Ini tampaknya membuat Habakuk semakin takut. "Bukankah Engkau ada sejak zaman dahulu, ya Tuhan, Allahku, yang Mahakudus? Kami tidak akan mati. Ya Tuhan, Engkau telah menunjuk mereka untuk penghakiman, ya Gunung batu, Engkau telah menetapkan mereka untuk menghukum. Mata-Mu terlalu suci untuk memandang kejahatan, dan Engkau tidak dapat memandang pada kelaliman. Mengapa Engkau melihat pengkhianat dan tetap berdiam diri, ketika orang jahat melahap orang yang lebih benar dari mereka?" (Habakuk 1:12-13, AYT)
Habakuk mempertanyakan bagaimana Allah bisa menggunakan Babel yang jahat untuk menghukum Yehuda. Meskipun dia juga mengeluhkan Yehuda, Yehuda jelas lebih baik daripada Babel dalam pandangan Habakuk. Bagaimana hal ini dikatakan adil?
Tuhan menanggapi dengan meyakinkan Habakuk bahwa Babel juga akan menghadapi hukuman atas tindakan mereka. Dalam Habakuk 2, Allah mengatakan kesengsaraan bagi Babel yang jahat dengan cepat, sembari menyatakan, "Lihat, orang yang sombong tidak lurus hatinya, tetapi orang benar akan hidup oleh imannya." (Habakuk 2:4, AYT). Babel yang jahat tidak akan lama tinggal dalam kemakmuran.
Menanggapi hal ini, Habakuk menulis doa dalam bentuk lagu pujian kepada Tuhan. Keseluruhan dari Habakuk 3 mencatat lagu Habakuk, dengan instruksi untuk memainkannya.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Habakuk?
Banyak dari kita mungkin merasa terkait dengan tangisan putus asa Habakuk untuk mendapatkan jawaban. Ketika tampaknya orang fasik makmur sementara orang benar tertindas, ketika tampaknya kita dikelilingi oleh kehancuran dan kekerasan, dan "keadilan tidak pernah muncul" (Habakuk 1:4), kita mungkin berseru kepada Allah, bertanya-tanya mengapa Dia tidak menjawab.
Walau kita mungkin tidak pernah mendengar nubuatan dari Tuhan dengan cara yang sama seperti Habakuk, kita bisa mengambil penghiburan dari kitab ini. Di sini, kita membaca bahwa Allah memiliki rencana, bahkan ketika kita tidak bisa melihatnya. Rencana Allah mungkin jauh melampaui apa yang kita bayangkan. "Lihatlah - Tercenganglah dengan heran," Allah berfirman dalam Habakuk 1:5 (AYT). Tuhan tidak akan membiarkan ketidakadilan berlangsung selamanya.
Dari Habakuk, kita juga mendapat sebuah pelajaran penting dalam Habakuk 2:1. Walau Habakuk kebingungan dan putus asa, dia berkata, "Aku akan berdiri di atas tempat pengintaianku dan berdiri tegak di atas menara, aku akan memperhatikan dan melihat apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan menjadi jawabanku atas sanggahanku." (Habakuk 2:1, AYT). Habakuk menunggu jawaban Tuhan, waspada akan jawaban yang akan Allah berikan. Alih-alih berteriak pada Allah, dia mengajukan pertanyaan tersebut dan kemudian menunggu jawabannya. Dia memiliki keyakinan bahwa Allah memang punya alasan.
Akhirnya, kita melihat tanggapan yang Tuhan bawa ketika rencana-Nya diungkapkan. Habakuk menyanyikan lagu pujian dalam Habakuk 3, dengan memuji Tuhan. Sebuah kitab yang dimulai dengan pencarian Habakuk terhadap keadilan berakhir dengan pujian dan kekaguman. Walau Habakuk tidak dapat memahami semua yang dikatakan Allah atau keseluruhan rencana-Nya, mengetahui bahkan sebagian kecil dari cara Allah membawa pada penyembahan. Kita bisa percaya bahwa rencana-Nya baik melampaui bayangan kita. (t/R.S. Victoria)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Christianity.com |
Alamat situs | : | https://christianity.com/wiki/people/who-was-habakkuk-and-what-does-he-teach-us-about-gods-justice-and-timing.html |
Judul asli artikel | : | Who Was Habakkuk and What Does He Teach Us about God's Justice and Timing? |
Penulis artikel | : | Alyssa Roat |
- Login to post comments
- 3970 reads