Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi

You are hereRiwayat / Siapakah Yakobus, Saudara Yesus?

Siapakah Yakobus, Saudara Yesus?


Yesus memiliki keluarga yang besar. Matius 13:55-56 menyebut saudara-saudara Yesus: Yakobus, Yusuf, Simon, dan Yudas serta menyebutkan saudara-saudara perempuan (jamak), jadi Dia memiliki setidaknya enam saudara.

Yakobus selalu disebutkan pertama kali ketika saudara-saudara Yesus dicatat, yang pada zamannya kemungkinan besar berarti bahwa dia adalah yang tertua dari keempatnya. Dikenal sebagai James the Just dan Old Camel Knees (Yakobus yang Adil dan Lutut Unta Tua), Yakobus memimpin gereja di Yerusalem sampai kematiannya yang mengerikan pada tahun 62 M.

Apa Kata Alkitab tentang Yakobus?

Pemuda yang Skeptis

Dalam Yohanes 7:1-4, saudara-saudara Yesus mengolok-olok Dia. Ayat 5 memberitahu kita alasannya, "Sebab, saudara-saudara Yesus sendiri pun tidak percaya kepada-Nya." Hal ini menjelang akhir pelayanan Yesus, kemungkinan sekitar enam bulan sebelum Penyaliban-Nya. Dan ini setelah Yesus menyembuhkan seorang laki-laki yang telah sakit kakinya selama 38 tahun, (Yohanes 5:2-9) memberi makan 5.000 laki-laki dengan bekal makan siang seorang anak (Yohanes 6:5-14), dan berjalan di atas air (Yohanes 6:16-21).

Gambar: gambar

Bahkan setelah melihat lebih dari dua tahun mukjizat, Yakobus tetap skeptis. Bagaimanapun, akan agak sulit untuk menerima gagasan bahwa saudara lelaki yang tumbuh bersama Anda benar-benar adalah Anak Allah.

Saksi yang Rendah Hati

Ayat 1 Korintus 15:7 secara khusus menyebut Yakobus sebagai orang yang kepadanya Yesus menampakkan diri setelah Kebangkitan-Nya. Melihat saudaranya yang sudah meninggal itu berjalan dan berbicara, Yakobus percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah yang diutus untuk menyelamatkan manusia dari dosa mereka.

Ketika dia kemudian menulis Surat Yakobus, dia memperkenalkan dirinya bukan sebagai saudara Yesus atau pemimpin gereja tetapi hanya sebagai, "Yakobus, pelayan Allah dan Kristus Yesus" (Yakobus 1:1).

Segera setelah Yesus naik ke surga, Kisah Para Rasul 1:14 menemukan Yakobus bersama para rasul, berdoa dan menunggu Roh Kudus yang dijanjikan. Yakobus adalah salah satu dari 120 orang yang dipenuhi Roh Kudus pada hari Pentakosta, hari ketika Gereja dimulai (Kisah Para Rasul 2:1-4). Sejak saat dia bertemu Yesus Tuhan yang Bangkit, Yakobus dengan sepenuh hati mengabdi untuk melayani Dia dan Gereja-Nya.

Yakobus Adalah Pemimpin yang Bijaksana

Kurang dari sepuluh tahun kemudian, ketika Paulus mengunjungi Yerusalem, dia bertemu dengan dua penatua gereja: Petrus dan Yakobus, saudara Yesus. Ketika Paulus menggambarkan peristiwa ini dalam Galatia 1:18-19, dia merujuk kepada Yakobus sebagai seorang rasul, salah satu dari sedikit orang terpilih yang telah menyaksikan Kristus yang bangkit dan yang pengajarannya berotoritas.

Yakobus masih menjadi kepala gereja di Yerusalem 14 tahun kemudian ketika Paulus kembali untuk menyelesaikan masalah tentang hukum-hukum Yahudi yang berlaku bagi orang-orang percaya non-Yahudi. Perdebatan berkecamuk antara kaum Yudais, yang menuntut agar orang Kristen non-Yahudi disunat dan mematuhi semua hukum yang diberikan Allah kepada orang Israel, Paulus dan Petruslah, yang bersikeras bahwa orang bukan Yahudi tidak perlu menjadi orang Yahudi untuk mengikuti Yesus (Kisah Para Rasul 15:1-12). Ini adalah perselisihan yang rumit dan runcing yang mengancam akan memecah Gereja yang masih bayi itu menjadi dua.

Yakobus mendengarkan kedua belah pihak. Dia mengizinkan mereka untuk sepenuhnya mengungkapkan semua pendapat, kekhawatiran, dan argumen mereka. Hanya setelah mereka berhenti berbicara barulah dia menanggapi, dan jawabannya menunjukkan pengetahuannya tentang Kitab Suci, daya pengamatannya, dan kepemimpinannya yang kuat dan tidak memihak.

Kebanyakan pengkhotbah saat itu menyanjung pendengarnya dengan pujian yang berbunga-bunga, merangkai cerita dan referensi budaya, dan akhirnya secara tidak langsung menyampaikan apa saja yang ingin mereka komunikasikan.

Khotbah Yakobus dalam Kisah Para Rasul 15:13-21 sederhana, jelas, dan ringkas. Dia mendukung kesaksian Petrus bahwa Allah menebus orang bukan Yahudi dan juga orang Yahudi. Dia membacakan Amos 9:11-12 untuk menunjukkan bahwa penyelamatan orang-orang bukan Yahudi ini tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan Kitab Suci tetapi justru merupakan penggenapannya.

Yakobus kemudian menyampaikan penilaiannya, sebuah jalan tengah. Orang-orang percaya non-Yahudi tidak boleh dibebani dengan hukum-hukum Yahudi tetapi harus menghindarkan diri dari empat hal yang mungkin membuat persekutuan antara orang-orang percaya Yahudi dan non-Yahudi menjadi sulit.

Setelah itu tidak ada lagi perdebatan. Otoritas dan kebijaksanaannya dihormati, dan penilaiannya adil dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Ketika menceritakan kembali kisah Dewan Yerusalem dalam Galatia 2:1-10, Paulus menggambarkan Yakobus sebagai tiang gereja, seorang yang memiliki reputasi tinggi. Dia juga mencatat bahwa ketika Yakobus dan para penatua lainnya menyetujui pelayanannya kepada orang-orang bukan Yahudi, satu hal yang mereka minta adalah agar Paulus mengingat orang-orang miskin.

Saudara Yesus Adalah Seorang Pembela yang Luar Biasa

Ini adalah kerinduan Yakobus, yang berulang kali menuntut keadilan bagi orang miskin dalam Surat Yakobus. Sekitar seperempat dari kitab ini dikhususkan untuk membela dan menguatkan orang-orang yang membutuhkan, mengutuki pilih kasih berdasarkan kekayaan, dan mengonfrontasi orang kaya sehubungan dengan keserakahan, sikap apatis, eksploitasi, dan kesombongan bodoh mereka. Satu-satunya orang lain dalam Perjanjian Baru yang berbicara banyak tentang kesenjangan sosial adalah Yesus sendiri. Seperti saudaranya, Yakobus tidak berbasa-basi.

"Hai orang-orang kaya, dengarkanlah! Menangis dan merataplah untuk penderitaan yang akan menimpamu .... Emas dan perakmu telah berkarat, dan karat itu akan menjadi bukti yang memberatkanmu serta akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah menimbun harta pada hari-hari terakhir .... Kamu telah hidup di bumi dalam kemewahan dan kesenangan diri sendiri; kamu telah menggemukkan hatimu pada hari penyembelihan." (dipilih dari Yakobus 5:1-5, AYT)

Yakobus tidak hanya mendesak Gereja untuk berbelas kasih dan peduli terhadap orang miskin, ia meninggikan dan menghormati mereka. "Saudara-saudara yang kukasihi, dengarkanlah! Bukankah Allah telah memilih orang yang miskin di mata dunia untuk menjadi kaya dalam iman dan mewarisi Kerajaan Allah yang telah Dia janjikan kepada mereka yang mengasihi Dia?" (Yakobus 2:5, AYT)

Pembawa Perdamaian Pastoral

Dalam ayat-ayat pertama Surat Yakobus, sebagaimana pada pertemuan Dewan di Yerusalem, Yakobus melewatkan salam dan berkat yang bertele-tele dan langsung ke pokok permasalahan. "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu sukacita jika kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan ...." (Yakobus 1:2, AYT)

Jantung seorang gembala berdetak melalui kata-katanya saat dia menasihati umatnya untuk percaya kepada Allah terlepas dari keadaan mereka, untuk setia dan murni, dan dengan rendah hati tunduk kepada Allah. Gereja di Yerusalem telah mengalami penganiayaan yang begitu hebat sehingga kebanyakan orang percaya telah melarikan diri ke kota-kota lain. Dalam surat ini yang ditujukan kepada mereka yang "tersebar di antara bangsa-bangsa," Yakobus menghibur mereka yang menderita dengan perspektif yang kekal. "Kamu juga harus bersabar, kuatkan hatimu karena kedatangan Tuhan sudah dekat" (Yakobus 5:8, AYT).

Kesatuan dalam Gereja adalah prioritas bagi Yakobus, karena dia berulang kali menasihati orang Kristen untuk berhenti menghakimi satu sama lain, (Yakobus 2:12-13, 4:11-12) mengendalikan lidah dan emosi mereka, (Yakobus 1:19-20, 3:2-12) dan menyingkirkan iri hati dan ambisi egois yang menyebabkan kekacauan, konflik, dan pertengkaran (Yakobus 3:14-4:2).

Pada penyebutan terakhir Yakobus dalam Alkitab, dia bersukacita atas orang-orang bukan Yahudi yang telah menjadi bagian dari keluarga Allah dan memerintahkan Paulus untuk mengambil langkah-langkah guna memperbaiki perpecahan dalam Gereja. Ribuan orang Kristen Yahudi di Yerusalem marah karena mereka percaya bahwa Paulus mengatakan kepada orang-orang Yahudi di kota-kota lain untuk menolak Yudaisme ketika mereka menjadi Kristen.

Yakobus mengerti bahwa Paulus tidak mengajarkan bahwa orang Yahudi harus berhenti menjadi orang Yahudi ketika mereka menaruh kepercayaan mereka kepada Yesus. Paulus mengajarkan bahwa orang bukan Yahudi tidak harus menjadi orang Yahudi untuk menaruh kepercayaan mereka kepada Yesus atau untuk sepenuhnya menjadi anggota Gereja.

Untuk mengatasi kebingungan dan perpecahan ini, Yakobus menyarankan agar Paulus menunjukkan bahwa dia masih menganggap dirinya Yahudi dan mematuhi Hukum dengan berpartisipasi dalam ritual penyucian dan membayarkan penyucian empat orang lainnya juga (Kisah Para Rasul 21:17-26).

Sepanjang pelayanannya, Yakobus adalah pembawa damai. Kepemimpinannya adalah perwujudan yang hidup dari surat Yakobus 3:17-18 (AYT): "Hikmat yang datang dari atas, pertama-tama adalah murni, kemudian suka damai, lemah lembut, terbuka, penuh belas kasihan dan buah yang baik, tidak membeda-bedakan, dan tidak munafik. Buah kebenaran ditaburkan dalam damai oleh para pendamai."

Bagaimana Saudara Yesus, Yakobus, Meninggal?

Kitab Suci tidak mencatat kematian Yakobus. Kitab Kisah Para Rasul, pencatatan kronologis sejarah Gereja mula-mula, berakhir dengan Paulus dalam tahanan rumah di Roma, dan Yakobus kemungkinan masih hidup dan memimpin gereja di Yerusalem. Sejarawan Josephus menempatkan kematian Yakobus selama masa transisi antara dua gubernur Romawi, diperkirakan sekitar tahun 62 M.

Melihat saudaranya yang sudah meninggal itu berjalan dan berbicara, Yakobus percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah yang diutus untuk menyelamatkan manusia dari dosa mereka.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Pada masa ini, Yakobus mendapatkan beberapa julukan: Yakobus yang Adil, Oblias, (kata Yunani yang berarti "benteng rakyat") dan Lutut Unta Tua. Mengapa Lutut Unta Tua? Matt Erickson menulis bahwa Hegessipus, seorang Kristen abad ke-2, menulis bahwa Yakobus sering ditemukan sendirian di bait suci berlutut memohon kepada Allah untuk mengampuni orang-orang Yahudi dan bahwa dia menghabiskan begitu banyak waktu berlutut dalam doa sehingga lututnya "menjadi keras seperti lutut seekor unta." Hidupnya membuktikan bahwa dia percaya apa yang dia tulis tentang doa dalam Yakobus 5:16. Imannya akan segera diuji.

Hegessipus mencatat berikut ini tentang kematian Yakobus, seperti dikutip oleh Eusebius, seorang sejarawan Gereja abad ke-4:

Yakobus yang Adil sangat dihormati bahkan oleh orang-orang Yahudi non-Kristen, sehingga ketika Yakobus memberi tahu mereka bahwa Yesus adalah Juru Selamat, beberapa orang dari golongan penguasa menjadi orang percaya. Ini mengkhawatirkan para pemimpin Yahudi, yang memohon Yakobus untuk berbicara kepada orang banyak ....

Para pemimpin Yahudi membawa Yakobus ke puncak bait suci, di mana orang banyak dapat melihat dan mendengarnya, dan berteriak dengan suara nyaring, "Kami semua tentu mematuhimu, karena engkau adil. Orang-orang bingung dan mengikuti orang mati bernama Yesus. Ceritakan kepada kami tentang Yesus yang disalibkan ini."

Yakobus berseru sama kerasnya, "Mengapa kamu bertanya kepadaku tentang Yesus? Dia duduk di surga, di sebelah kanan Allah, dan akan kembali di atas awan-awan di langit." Banyak orang di sana-sini yakin bahwa Yesus adalah Tuhan yang Bangkit dan mulai memuji Dia saat itu juga.

Para pemimpin sangat marah. Mereka berteriak kepada orang-orang, "Ya ampun! Orang yang adil ini kebingungan sendiri!" dan kemudian menjatuhkan Yakobus dari ketinggian itu. Tapi dia tidak mati, jadi para pemimpin mulai melempari dia dengan batu.

Yakobus melakukan apa yang selalu dia lakukan. Dia berlutut dan memohon kepada Allah untuk mengampuni orang-orang Yahudi. Batu-batu terus menghantam tubuhnya saat seorang imam berteriak, "Berhenti! Apa-apaan ini? Dia yang adil sedang berdoa untuk kita!"

Seorang pencuci pakaian mengambil tongkat yang digunakannya untuk memukuli pakaian dan melemparkannya ke kepala Yakobus, dan dia yang adil akhirnya meninggal.

Apakah Yakobus Salah satu dari 12 Murid?

Hampir semua sarjana Alkitab setuju bahwa Yakobus saudara Yesus tidak sama dengan Yakobus, saudara laki-laki Yohanes dan anak Zebedeus. Yakobus itu dibunuh (Kisah Para Rasul 12:2) di hadapan Dewan Yerusalem yang dipimpin oleh Yakobus saudara Yesus.

Beberapa berpendapat bahwa Yakobus saudara Yesus dan murid Yesus Yakobus, anak Alfeus mungkin adalah orang yang sama. Hal ini menjelaskan mengapa nama ayah perlu disebutkan, kemudian para sarjana ini menegaskan bahwa Yakobus adalah sepupu atau saudara tiri Yesus.

Meskipun bisa saja hal itu benar, namun tampaknya tidak mungkin, karena saudara-saudara Yesus tidak percaya bahwa Dia adalah Mesias. Ejekan mereka terhadap Yesus dalam Yohanes 7:1-4 karena ketidakpercayaan ini terjadi setelah banyak peristiwa di mana ke-12 murid ambil bagian.

Warisan Yakobus

Kehidupan Yakobus menunjukkan kepada kita kuasa Kebangkitan. Orang skeptis yang mencibir menjadi seorang pengikut yang setia setelah menyaksikan Yesus yang disalibkan hidup kembali.

Kepemimpinannya di Gereja Yerusalem adalah model kepemimpinan melayani yang adil, mempersatukan, dan teguh.

Kitab Yakobus membantu membentuk misi Gereja: kesatuan, kesetiaan dalam doa dan kesaksian, kemurnian, ketekunan di bawah pencobaan, dan perhatian penuh kasih terhadap satu sama lain dan orang miskin.

Kehidupan, pelayanan, dan tulisan Yakobus berdampak pada pembentukan Gereja dan terus mengubah hati dan pikiran hingga masa kini. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Bible Study Tools
Alamat situs : https://biblestudytools.com/bible-study/topical-studies/who-was-jesus-brother-james.html
Judul asli artikel : Who Was James, Jesus' Brother?
Penulis artikel : Jeannie Myers

Komentar


Kunjungi Situs Paskah untuk memperoleh bahan Paskah


https://paskah.sabda.org

SABDA Live



Alkitab SABDA


Cari kata atau ayat:

Kamus SABDA


Media Sosial

 

Member login

Permohonan kata sandi baru