Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi

You are herePenulis Himne / Penulis Himne

Penulis Himne


Thomas Obadiah Chisholm

Di awal khotbahnya, Martin Luther mengangkat sebuah Alkitab dan berkata, "Ini Injil." Lalu, ia mengangkat tangan satunya yang memegang sebuah buku pujian, dan melanjutkan kata-katanya, "Dan, ini adalah cara kita mengingatnya." Pernyataan ini mungkin diringkas dengan baik oleh William Wordsworth, "Aku melahirkan musik di hatiku lama setelah itu tidak didengar lagi." Musik berbicara kepada hati; dan kata-kata yang berkaitan dengan melodi itu, beserta melodinya itu sendiri, memicu berbagai kenangan masa lalu dan mengarahkan kita pada sikap atau tindakan tertentu di masa sekarang. Musik berbicara tentang harapan kita akan masa depan, menunjukkan mimpi-mimpi kita, dan bahkan menyuarakan rasa takut dan keraguan kita. Demikian juga dengan iman. Mazmur, himne, lagu-lagu rohani telah lama melayani umat Allah: memberikan penghiburan saat kita sedih dan menderita, memberikan semangat saat kita lemah dan ragu-ragu, memanggil kita untuk menjalani hidup dengan keyakinan yang lebih besar pada masa-masa itu ketika diri sendiri sering kali menjadi pusat kita.

Henry Francis Lyte

Diringkas oleh: Berlin B.

Henry Francis Lyte lahir di desa Ednam, di dekat Kelso, Skotlandia, pada tanggal 1 Juni 1793. Ia adalah anak kedua dari Kapten Thomas Lyte dan istrinya, Anna Maria. Ia memiliki dua saudara laki-laki: Thomas dan George.

Pada tahun 1793, Inggris berperang melawan para pendukung Napoleon Perancis. Pada tahun 1796, Inggris tengah prihatin mengenai isu pemberontakan di Irlandia dan mengenai kekuatan Perancis yang sedang mencoba mendarat di Teluk Bantry untuk mendukung para pemberontak Irlandia. Tahun 1798, pemberontakan Irlandia pecah, dan Kapten Thomas Lyte menjadi salah seorang dari pasukan yang dikirim Inggris ke Sligo untuk memadamkan pemberontakan di wilayah itu. Anna Maria dan ketiga putranya menyusul kemudian.

Rhea F. Miller

Rhea F. Miller adalah putri satu-satunya pasangan Martin dan Bertha Ross, dari Brooktondale, New York. "Grampa Ross", begitulah Martin Ross dipanggil, adalah seorang pemabuk dan tidak mau tahu tentang agama. Meski demikian, istrinya, Bertha, adalah seorang yang setia kepada Tuhan. Kesetiaan istrinya dan doa dari keluarga serta teman- teman mereka, akhirnya mendatangkan keselamatan atas diri Grampa Ross, sehingga akhirnya ia terbebas dari alkohol. Sebagai hasilnya, Grampa Ross masuk ke dalam pelayanan dan menjadi pendeta di Gereja Baptis di Brooktondale. Howard Vassar Miller, calon suami Rhea, adalah anggota jemaat gereja Baptis tersebut. Ia diselamatkan pada tahun 1910, saat berusia 16 tahun. Itu tidak lama sebelum ia dan Rhea tertarik satu sama lain, dan setelah ia lulus dari Universitas Colgate, mereka pun menikah.

Philip Doddridge

Philip Doddridge lahir pada tahun 1702, ia adalah anak ke-20 bagi ayah dan ibunya. Namun, ia disisihkan karena lahir prematur. Meski demikian, ia dapat bertahan dan menjadi seorang pendeta yang terkenal. Pada usia 13 tahun, Doddridge kehilangan ayahnya. Pada tahun yang sama, ia masuk ke sekolah swasta di St. Albans. Di kota tersebut, ia berkenalan dengan Dr. Samuel Clark, pendeta dari gereja nonkonformis [gereja yang tidak sealiran dengan Gereja Inggris (Church of England) - Red]. Dr. Clark sangat baik kepada Doddridge, dan bahkan perlakuannya kepada Doddridge seperti ayah kedua baginya. Beberapa tahun kemudian, Doddridge bergabung dengan Gereja Inggris di St. Albans. Pada suatu hari Minggu, ia membuat sebuah perjanjian dengan Allah dan menuliskan isinya. Dari tahun ke tahun, dia terus memperbaruinya dan memohon ampunan kepada Allah atas kegagalannya melakukan perjanjiannya setepat yang ia inginkan.

Cecil Frances Alexander

Cecil Frances Alexander (dengan nama gadis Cecil Frances Humphreys) adalah putri dari pasangan Elizabeth Reed dan John Humphreys, mantan Mayor Norfolk di Miltown House, T

Philip P. Bliss

Philip Paul Bliss, seorang komposer dan penyanyi, lahir di wilayah Clearfield pada tanggal 9 Juli 1838. Kehidupan masa kecilnya dihabiskan di wilayah pertanian di Pennsylvania dan Ohio. Di sana, dia tidak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri. Dia baru mendengarkan suara piano untuk pertama kalinya saat berusia 10 tahun. Pada usia 13 tahun, dia bergereja di Gereja Baptis di Elk Run. Bahkan, di usianya yang masih muda itu, dia sudah mengalami perubahan cara pikir yang besar.

Charles Wesley

Gambar: Charles Wesley

Charles Wesley lahir dari pasangan Samuel dan Susanna Wesley pada tahun 1707. Saat masih kanak-kanak, dia dididik di rumah. Setelah besar, dia bersekolah di Westminster School, lalu melanjutkan pendidikan ke Christ College di Oxford. Di sana, dia meraih gelar sarjana pada tahun 1730 dan gelar master pada tahun 1732.

Ira D. Sankey

Ira Sankey, salah satu penduduk Lawrence County (semacam kabupaten) di Pennsylvania yang paling terkenal, dikenal di seluruh dunia sebagai seorang penyanyi, penginjil, dan penulis l

Frances R. Havergal

Frances R. Havergal adalah putri bungsu William H. Havergal (penulis himne) dengan istri pertamanya, Jane. Ia lahir pada 14 Desember 1836 di Astley, Inggris, dan meninggal pada 3 Juni 1879 di Caswall Bay, Wales. Dia sudah bisa membaca sejak berusia 4 tahun dan sudah bisa menulis puisi sejak berusia 7 tahun. Dia belajar bahasa Latin, Yunani, dan Ibrani, serta menghafal Kitab Mazmur, Yesaya, dan sebagian besar Perjanjian Baru. Prestasinya di sekolah pun sangat cemerlang.

Francis Jane Crosby

Francis Jane Crosby terlahir normal pada tanggal 24 Maret 1820. Ketika masih berusia enam minggu, dia menderita infeksi di matanya. Lalu ada seorang yang mengaku-ngaku sebagai dokter yang mencoba-coba mengobati mata Fanny. Dia meletakkan semangkut bubur panas di atas kelopak matanya. Akibatnya Fanny justru menjadi buta.

Beberapa bulan kemudian, ayah Fanny meninggal dunia. Untuk menghidupi keluarga, ibunya lalu bekerja sebagai pembanti rumah tangga. Fanny kecil dititipkan pada neneknya. Dengan sabar, sang nenek mendidik Fanny kecil. Dia sering membacakan Alkitab dan menjelaskan iman Kristen kepada Fanny. Ketika Fanny merasa sedih karena tidak bsa bermain seperti anak-anak lain, neneknya lalu mengajarkan cara berdoa pada Tuhan.

Komentar


SABDA Live



Alkitab SABDA


Cari kata atau ayat:

Kamus SABDA


Media Sosial

 

Member login

Permohonan kata sandi baru