Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereAhli Bahasa / Gabriel Garcia Marquez
Gabriel Garcia Marquez
Gabriel José Garcia Marquez lahir pada 6 Maret 1928 dari pasangan Luisa Santiaga Marquez Iguaran dan Gabriel Eligio Garcia di Aracataca, Kolombia. Ia adalah penerima penghargaan dalam bidang kepenulisan sekaligus jurnalis yang dikenal banyak orang dengan nama Gabo. Ia dikenal sebagai salah satu dari pengkisah ulung pada abad ke-20 yang ahli memilih diksi dan kebijaksanaannya.
Orang tua Luisa sebenarnya tidak merestui pernikahan anaknya itu dengan Gabriel, anak sulung dari dua belas bersaudara, yang saat itu bekerja sebagai operator telegraf. Namun demikian, Gabriel dikirim untuk tinggal bersama kakek nenek dari pihak ibunya. Marquez berkata bahwa keahliannya dalam bercerita berasal dari kakek-neneknya. Pada 6 Desember, di stasiun KA Cienaga, sekitar 3.000 pekerja perkebunan pisang melakukan mogok kerja dan ditembak mati oleh pasukan tentara dari Antioquia. Insiden itu dilupakan dan tidak ditulis dalam buku-buku sejarah Kolombia. Namun, meskipun saat itu Marquez masih bayi, kejadian tersebut memberi dampak yang amat kuat bagi tulisan-tulisannya.
Ketika Marquez berumur 8 tahun, kakeknya meninggal dunia. Pada saat itu, neneknya juga mulai buta dan tidak dapat berbuat banyak. Maka, Marquez pun dikirim untuk tinggal bersama orang tua dan saudara-saudara yang tidak pernah dikenalnya di Sucre. Marquez adalah seorang siswa yang cerdas sehingga ia memenangkan beasiswa untuk menyelesaikan studi menengahnya di Colegio Nacional. Di sana, ia bertemu dengan sastra dan mengagumi kelomok pujangga yang disebut "Piedra y Cielo" ("Batu dan Langit"). Kelompok pujangga ini termasuk Eduardo Carranza, Jorge Rojas, Aurelio Arturo, serta kakek mereka Juan Ramon Jimenez dan Pablo Neruda.
Pada tahun 1946, Marquez mendaftar di sekolah hukum di Universitas Nasional Bogota. Di sana, ia mengenal tulisan Kafka dan menerbitkan cerita pendeknya di koran-koran liberal terkemuka.
Karir sastra Marquez semakin bersinar justru di periode panjang politik kekerasan dan penindasan yang dikenal di Kolombia dengan istilah "la Violencia". Pada 9 April 1948, pembunuhan terhadap kandidat presiden dari kaum liberal mengakibatkan tiga hari kerusuhan. Salah satu bangunan yang dibakar adalah tempat tinggal Marquez, manuskrip dari karya-karyanya hangus terbakar bersama tempat tinggalnya. Universitas Nasional pun ditutup dan Marquez terpaksa pergi. Maka, ia pun pergi ke Universitas Cartagena dan mengambil jurusan jurnalistik untuk mencari nafkah. Pada tahun 1950, ia meninggalkan pendidikan hukumnya dan mulai menulis untuk El Heraldo, sebuah koran liberal. Ia juga mulai bergaul dengan para penulis muda di wilayah itu, yang mengagumi para penganut modernisme seperti Joce, Woolf, dan Hemingway yang memperkenalkan Marquez kepada Faulkner. Pada tahun 1954, Marquez kembali ke Bogota sebagai reporter bagi El Espectador.
Novel Marquez yang pertama, "Leaf Storm" diterbitkan oleh penerbit kecil di Bogota pada tahun 1955. Pada tahun itu, ia juga mulai mengikuti pertemuan-pertemuan Partai Komunis Kolombia dan bepergian ke Eropa sebagai koresponden luar negeri. Ia juga menulis novelnya yang kedua, "In Evil Hour" dan mulai mengerjakan sekumpulan cerita-cerita pendek yang dinamai "No One Writes to the Colonel". Pada tahun 1956, Marquez berada di Paris sebagai koresponden bagi El Espectador ketika ia mengetahui bahwa diktator Rojas Pinalla membredel koran tersebut. Terjebak di Perancis, Marquez pun menguangkan tiket pulangnya, mencari kerja sebagai jurnalis, dan mengumpulkan botol untuk membayar sewa tempat tinggalnya. Pada tahun berikutnya, ia berhasil pergi ke Eropa Timur dan mendapat pekerjaan sebagai editor di Caracas. Pada tahun 1958, ia kembali ke Barranquilla untuk menikahi Mercedes Barcha, kekasih masa kecilnya. (Ia mengkalim bahwa lamaran pertamanya adalah ketika ia berumur 13 tahun). Mereka pun hidup bersama di Caracas dari tahun 1957-1959. Selama itu, Marquez bekerja sebagai jurnalis dan menulis fiksi.
Pada 1 Januari 1959, gerilya revolusi Fidel Castro menang dan pasukannya berbaris ke Havana. Revolusi ini menjadi sesuatu yang krusial bagi sejarah kontemporer Amerika Latin dan dampaknya terhadap Marquez tidak dapat disangkal. Tahun itu ia menjadi koresponden bagi Prensa Latina, agensi berita Kuba yang baru. tahun itu juga menjadi tahun yang penting bagi "One Hundred Years of Solitude" dan kelahiran putra pertamanya; Rodrigo pada 24 Agustus. Marquez menghabiskan dua tahun berikutnya di AS dengan bekerja bagi Prensa Latina. Pada tahun 1961, ia memenangkan penghargaan Esso Literary Prize di Kolombia untuk novel "In Evil Hour". Ketika buku itu diterbitkan ulang di Madrid setahun kemudian dengan perubahan bahasa yang tidak diketahuinya, ia pun tidak mengakui edisi tersebut.
Selama empat ahun, Marquez tidak menulis karya fiksi apapun dan mendapat cemoohan karena 'writer block'-nya. Namun, pada tahun-tahun itu ia berkonsentrasi untuk membesarkan keluarganya (dengan Gonzalo, putra keduanya yang lahir pada April 1962) dan menulis naskah drama, salah satu karya itu ditulis bersama penulis Meksiko yang terkenal, Carlos Fuentes. Pada Januari 1965, ia mulai menulis setelah liburan keluarga di Acapulco. Saat itu, ia memutar mobilnya dan berkendara ke rumah yang mereka tinggali selama di Meksiko dan mengunci dirinya di rumah itu selama "15 bulan". Ketika ia keluar, "One Hundred Years of Solitude" yang selesai ditulis tahun 1967 tersebut menjadi buku klasik. Hal itu adalah keberhasilan yang luar biasa, bahkan terbitan buku tersebut pernah habis terjual setiap satu minggu. Buku tersebut diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1970 dan memenangkan banyak penghargaan di banyak negara.
"One Hundred Years of Solitude" dianggap sebagai karya terbaik Marquez dan sebagai sebuah mahakarya sastra. Novel tersebut pun menjadi titik balik dari aliran modernisme kepada postmodernisme dan menolong kebangkitan novel itu. Publikasi dari "One Hundred Years of Solitude" juga diprediksi sebagai keberhasilan novelis Amerika Latin terhadap dan mengakhiri dominasi barat terhadap bidang penulisan novel.
Pada tahun 1973, menyusul peristiwa pembunuhan terhadap presiden Chile, Salvador Allende, Marquez memutuskan untuk lebih aktif dalam peran politiknya. Ia mendirikan sebuah majalah sayap kiri bernama "Alternativa" di Bogota dan berpartisipasi dalam Russell Tribunal untuk mempublikasikan pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di Amerika Latin. Pada tahun 1975, ia menerbitkan "The Autumn of the Patriarch" dan sering melakukan perjalanan ke Havana, tempat ia mempersiapkan buku tentang kehidupan di balik embargo Amerika Serikat. Ia juga menjalin hubungan pribadi dengan Fidel Castro dan diktator Panama, Omar Torrijos, dan pada tahun 1978, ia mendirikan organisasi HAM di Mexico City.
Selama tahun 1980-an dan 1990-an Marquez tinggal di Mexico City dan Kolombia. Ia terus aktif dalam bidang politik dan berorganisasi, dan pada tahun 1986 ia mengorganisir lembaga bernama The Foundation of New Latin American Cinema di Havana. ia juga menulis naskah, drama, dan dua novel lagi: "Love in Time of Cholera" (1985) dan "The General in his Labyrinth" (1989). Menjelang akhir abad ke-20, ia tetap tinggal di Kolombia dan terus menulis di bawah penjagaan ketat untuk melindunginya dari ancaman penculikan dan kejahatan yang diterimanya.
Pada tahun 1981, ada tiga peristiwa penting dalam kehidupan Marquez. Pertama, ia menerima penghargaan French Legion of Honor, penghargaan tertinggi dari pemerintah Perancis kepada seorang asing. Kedua, setelah sebuah peringatan yang memberitahunya bahwa pihak militer Kolombia menuduhnya berkosnpirasi dengan para gerilyawan pemberontak, ia pun mencari perlindungan di Kedutaan Meksiko di Bogota sehingga ia menerbitkan "Chronicle of a Death Foretold". Pada tahun 1982, ia memenangkan Hadiah Nobel dalam bidang sastra dan menggunakan uang hadiah itu untuk memulai sebuah surat kabar bernama "El Otro" di Kolombia setelah pemerintah setempat berjanji kepadanya untuk menjamin keamanannya.
Gabriel Garcia Marquez memiliki banyak kekhasan dalam novel-novelnya. Misalnya, baik "Chronicle of a death Foretold" dan "One Hundred Years of Solitude" dimulai dari 'medias res' atau di tengah-tengah suatu peristiwa dengan sebuah pernyataan bahwa para protagonis dalam novel-novel tersebut akan mati. Marquez juga sering menggunakan peristiwa-peristiwa dan tokoh-tokoh dari kehidupannya di dalam buku-bukunya tersebut. Misalnya, Mercedes Barcha, nama istrinya, digunakan sebagai nama istri muda dari narator di novel "Chronicle of a Death Foretold". Narator dalam novel itu juga bercerita bahwa ia melamar istrinya itu ketika mereka baru saja lulus dari sekolah dasar, mirip dengan kisah hidup Mercedes Barcha yang asli. Marques juga menggunakan nama ibunya, Luisa Santiaga, sebagai nama ibu dari narator dalam novel tersebut. Saudara Marques, Luis Enrique; dan baik Marques maupun narator dalam novel itu juga sama-sama memiliki saudari yang menjadi biarawati.
Gabriel Garcia Marques menderita kanker limpa dan meninggal pada 17 April 2014.(t/Yudo)
Diterjemahkan dari:
Nama situs | : | Gradesaver |
Alamat URL | : | http://www.gradesaver.com/author/gabriel-marquez |
Judul asli artikel | : | Biography of Gabriel Garcia Marquez |
Penulis artikel | : | Tim Gradesaver |
Tanggal akses | : | 5 November 2014 |
- Login to post comments
- 2942 reads