Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereSastrawan / Sastrawan
Sastrawan
J.R.R. Tolkien
Kehidupan awal J.R.R. Tolkien
J.R.R. Tolkien lahir pada tahun 1892 di Bloomfontein, Afrika Selatan. Setelah tiga tahun berada di Afrika Selatan, dia kembali ke Inggris bersama ibunya, Mabel. Sayangnya, ayahnya meninggal setahun kemudian, meninggalkannya dengan sedikit kenangan tentang ayahnya. Masa kecilnya adalah masa kecil yang bahagia jika dilihat dari berbagai aspek. Dia kemudian dibawa ke pedesaan di Warwickshire (banyak orang menganggap asuhan yang ideal ini sebagai dasar bagi Shire di "Lord of the Rings").
Sitor Situmorang
Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1924 di Harianboho, Sumatera utara. Masa kecilnya dihabiskan di lingkungan tradisional, di lingkungan tradisi sastra lisan yang berbahasa batak. Sejak kecil dia mendengarkan khotbah-khotbah dalam bahasa Injil, lewat terjemahan ke dalam bahasa Batak. Dia senang mendengarkan lagu-lagu rakyat. Dia kenyang dengan ide-ide puitis dan bentuk-bentuk sastra tanpa teori dalam berbagai upacara.
Darah seninya lebih diasah saat dia mengenyam pendidikan di sekolah. Dia menyelesaikan SD dan SMP di daerah pedalaman Batak. Setelah dia pindah ke Jakarta pada tahun 1941, dia melanjutkan pendidikannya di berbagai sekolah HIS, MULO, AMS. Dia juga pernah memperdalam pengetahuan mengenai sinematografi di Los Angeles, Amerika serikat.
Jan Engelbert Tatengkeng
Dirangkum oleh: R.S. Kurnia
Dalam khazanah kesusastraan Indonesia, aspek religi banyak dikumandangkan dalam bentuk sajak. Ada pula Taufiq Ismail, Emha Ainun Najib, dan banyak lagi. Apalagi ketika membicarakan Pujangga Baru, tentulah orang akan teringat akan nama Amir Hamzah, Sang Raja Pujangga Baru, yang tak kalah sering menulis sajak religi. Namun, warna Kristen di kesusastraan Indonesia tidaklah banyak[1].
Y.B. Mangunwijaya
Dirangkum oleh: R.S. Kurnia
Ada banyak gelar yang bisa disandangkan pada sosok yang biasa dikenal sebagai Romo Mangun ini. Ia adalah seorang arsitek, seorang humanis, seorang sastrawan, juga budayawan. Sebagai pendidik, ia juga berperan menghadirkan suatu pendidikan alternatif.