Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi

You are hereBio-Kristi No.97 Agustus 2012 / Salomo

Salomo


Diringkas oleh: Sri Setyawati

Salomo adalah Raja Israel ketiga yang memerintah selama 40 tahun. Akan tetapi, dia adalah raja pertama Israel yang berdasarkan garis keturunan. Raja Saul dan Daud, seperti para hakim, dipilih karena mereka dikaruniai Allah suatu kekuasaan khusus: mereka adalah penguasa berdasarkan karunia.

Salomo adalah putra kedua Daud dengan Batsyeba (2 Samuel 12:24). Nabi Natan menyebutnya Yedija,

"kekasih Yahweh"; (yedid = kekasih; ya = Yahweh; 2 Samuel 12:25). Salomo (sy`lomoh, barangkali berarti damai sejahtera) tidak muncul dalam cerita Alkitab sebelum saat-saat terakhir pemerintahan Daud (1 Raja-Raja 1:10), walaupun ia lahir di Yerusalem (2 Samuel 5:14) pada awal pemerintahan ayahnya.

Sebelum Daud mangkat, dia memilih Salomo untuk meneruskan tonggak pemerintahannya. Meski demikian, perjalanan Salomo menuju takhta kerajaan tidaklah mulus. Adonia, anak tertua Daud mengadakan perlawanan (2 Samuel 3:4). Ia sangat menginginkan takhta kerajaan Israel menjelang akhir hidup ayahnya (1 Raja-Raja 1:5). Didukung oleh Yoab, panglima Daud yang sudah diberhentikan dan yang telah membunuh Absalom (2 Samuel 18:14-15), dan oleh Abyatar, imam yang berpengaruh, Adonia mengumpulkan dukungan, bahkan mengadakan pesta pemahkotaan di En-Rogel. Menghadapi hal ini, Salomo yang bersekutu dengan Benaya, anak Yoyada, dan Zadok tetap memperjuangkan haknya. Setelah mendapatkan nasihat lagi dari Natan, Daud pun mengeluarkan perintah untuk mengangkat Salomo naik takhta dan mengesahkannya dengan sumpah (1 Raja-Raja 1:28).

Pada masa mudanya, Salomo hidup saleh seperti ayahnya, Daud. Dia hidup berkenan di mata Allah hingga Dia memberikan pilihan kepada Salomo, untuk meminta apa pun yang dia mau (1 Raja-Raja 3:5). Luar biasa! Dengan mempertimbangkan bahwa dia mendapatkan tugas yang berat sebagai seorang raja, maka dia meminta agar Tuhan Allah memberikan kepadanya hati yang paham atau hikmat (1 Raja-Raja 3:9), ketimbang meminta kekayaan dan hal-hal yang lain. Allah memberikan apa yang dia minta, maka dia bisa memerintah bangsa Israel yang besar dengan arif, adil, dan bijaksana. Cerita pertengkaran dua perempuan sundal mengenai bayi mereka (1 Raja-Raja 3:16) merupakan contoh yang luhur, yang menunjukkan hikmat Salomo. Tuhan telah mengangkatnya menjadi orang paling berhikmat di seluruh dunia, tidak ada seorang pun yang lahir sebelum atau sesudah Salomo, yang memiliki hikmat seperti dia. Bahkan, Tuhan memberkatinya dengan harta kekayaan dan kuasa yang semakin banyak dan luas.

Kebesaran hikmat yang dimiliki Salomo sangat mengagumkan hingga membuat ratu negeri Syeba datang ke istana Salomo untuk menemuinya (1 Raja-Raja 10:1-13; 2 Tawarikh 9:1-31). Salomo sangat cerdas dalam menjalin hubungan internasional serta menjaga kekayaan bangsanya dan bebas dari perang. Hubungannya dengan negara-negara lain (Mesir dan Amon lewat perkawinan, dengan Fenesia dan Arab lewat perdagangan) juga terjalin dengan sangat baik (1 Raja-Raja 5:45).

Meskipun pada masa pemerintahan Solomo, daerah Edom dan Damsyik melepaskan diri (1 Raja-Raja 11:14-25), namun kerajaannya tetap kokoh. Negara kekuasaannya dibagi atas 12 daerah yang secara tetap harus menjamin penyerahan upeti kepada istana (1 Raja-Raja 4:7-19). Pada masa pemerintahan Salomo, Bait Allah juga berhasil dibangun. Sayangnya, pembangunan-pembangunan yang mewah memaksanya mengerahkan kerja paksa bagi orang Israel maupun bukan Israel. Pembangunan itu tertuju pada pertahanan negara, istana, dan rumah ibadat. Banyak kota yang diperkuatnya. Ia juga membentuk pasukan yang menggunakan kereta dan ditarik kuda dan mendirikan kota-kota garnisun (1 Raja-Raja 9:19; 1 Raja-Raja 10:26). Dengan bimbingan tenaga ahli dari Fenesia, ia mendirikan istana yang dikelilingi tembok. Di situlah dia membangun "rumah hutan Libanon", serambi balai singgasana dan kenisah baru. Salomo mengambil biaya pembangunannya dari hasil perdagangannya (1 Raja-Raja 9:26-28), dari bea dan cukai (1 Raja-Raja 12:4), dan dari industri logamnya.

Karya Sastra

Selain terkenal sebagai raja yang bijaksana dan berhikmat, Salomo juga dikenal sebagai salah seorang penulis Alkitab -- Kitab Amsal, Kidung Agung, Pengkhotbah, dan beberapa Mazmur. Bahkan, dia juga menulis kumpulan 18 Mazmur dari tahun 63 dan 30 sebelum Masehi, kumpulan nyanyian yang terdiri atas 42 nyanyian berasal dari abad II sesudah Masehi, dan Wasiat dari abad III atau IV Masehi.

Dua kumpulan amsal yang luas yang terdapat dalam Amsal (Amsal 10:1-22,:16, Amsal 25:1-29:27) dikaitkan kepadanya, dan seluruh kumpulan amsal itu memakai nama Salomo sebagai penulis utama (Amsal 1:1). Kidung Agung dan Pengkhotbah mengisyaratkan bahwa Salomo penulisnya, walaupun kitab terakhir tidak menyebut namanya. Kendati penyusunan terakhir kedua kitab ini agaknya jauh lebih kemudian dari abad 10 sebelum Masehi, tapi keduanya mengandung kecermatan, kemuliaan, dan pikiran Salomo. Dua Mazmur (Mazmur 72 mengenai raja itu; Mazmur 127 tentang hikmat) menggenapkan daftar bagian Alkitab yang dikaitkan kepadanya.

Tak seorang pahlawan pun pada zaman kuno yang begitu luas dipuja dalam sastra rakyat, kecuali Salomo. Cerita-cerita Yahudi, Arab, dan Ethiopia tentang kejayaan ilmu dan pengetahuan Salomo, dan tentang kekuatan-kekuatan gaibnya ada sangat banyak.

Sebagai seorang raja, Salomo bertugas untuk menata, mengembangkan, memperluas, dan menguasai daerah yang diwariskan Daud kepadanya. Selanjutnya, ia harus melaksanakan peralihan damai dari perserikatan suku-suku, yang menjadi ciri hidup politik sebelum Raja Daud ke suatu pemerintahan pusat yang kuat, satu-satunya yang dapat mempertahankan Kerajaan Israel.

Pada masa pemerintahannya, Salomo menetapkan perbatasan wilayah suku yang awalnya berdasarkan keturunan, kemudian diganti menjadi wilayah-wilayah administratif: dua belas di Israel (1 Raja-Raja 4:7) dan mungkin satu di Yehuda. Masing-masing wilayah administratif diwajibkan membayar pajak guna menjamin pengadaan dana bagi istana Raja Salomo.

Kemampuan Salomo dalam berdagang pun cukup besar. Ia tahu benar betapa pentingnya kedudukan Israel sebagai jembatan yang menghubungkan Mesir dengan Asia. Oleh karena itu, ia memanfaatkan kedudukannya itu dengan menguasai jalan kafilah utama dari Utara ke Selatan. Perjanjian-perjanjian yang mengikat antara dia dengan Hiram, Raja Tirus, menyediakan armada baginya, yang memungkinkannya memonopoli jalur pelayaran laut.

Namun demikian, Salomo tidak memiliki gerakan militer yang menonjol. Tanggung jawabnya ialah mempertahankan perbatasan-perbatasan Israel yang luas itu, memantapkan dan memanfaatkan kekuasaannya selagi tidak ada kekuatan tandingan karena keruntuhan Mesir dan Asyur. Dua kebijaksanaan utama politik luar negeri Salomo adalah persekutuan bersahabat yang kadang-kadang diteguhkan dengan pernikahan dan memiliki tentara raksasa.

Kejatuhan Salomo terjadi karena dia menikahi banyak perempuan asing (Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het). Perkawinannya dengan perempuan-perempuan asing membawa agama-agama asing, yang diungkapkannya dalam doa saat menahbiskan dan mempersembahkan Bait Suci kepada Yahweh (1 Raja-Raja 8:23, 1 Raja-Raja 8:27). Keyakinan Raja Salomo menjadi luntur akibat mengikuti sinkretisme untuk menyenangkan hati para istrinya. Parahnya lagi, karena pengaruh istri-istrinya itu, dia akhirnya meninggalkan Tuhan Allah dan mengikuti ilah-ilah yang disembah istri-istrinya itu. Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon. Bahkan, Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya. Dia juga mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikianlah ia melakukannya bagi semua istrinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka. Karena sikapnya inilah, Tuhan Allah murka terhadap Salomo. Banyak lawan yang bangkit untuk menentangnya. Kerajaannya pun terkoyak.

Salomo memerintah selama 40 tahun, dia digantikan oleh anaknya, Yerobeam. Sementara perihal kapan Salomo meninggal tidak diketahui dengan pasti.

Diringkas dari:

Nama situs : Alkitab SABDA
Alamat URL : http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Salomo.
Tanggal akses : 14 Juni 2012

 

Sumber: Bio-Kristi 97

Komentar


SABDA Live



Alkitab SABDA


Cari kata atau ayat:

Kamus SABDA


Media Sosial

 

Member login

Permohonan kata sandi baru