Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereBio-Kristi No. 172 Mei 2017 / Gregory Agung
Gregory Agung
"Bertindaklah sedemikian rupa sehingga kerendahan hati Anda tidak menjadi kelemahan, atau otoritas Anda menjadi kekerasan. Keadilan harus disertai dengan kerendahan hati sehingga kerendahan hati dapat membuat keadilan dicintai." (Gregory)
Gregory, sebelum menjadi Paus, secara kebetulan melihat beberapa budak Anglo-Saxon yang dijual di suatu pasar kota Roma. Dia bertanya tentang suku bangsa orang-orang berambut pirang yang menarik itu, dan diberi tahu bahwa mereka adalah "orang-orang Inggris". "Bukan orang Inggris, tetapi malaikat," ia mengatakannya sebagai jawaban. Akibatnya, konon, Gregory kemudian terinspirasi untuk mengirim para misionaris ke Inggris.
Meskipun kebenarannya diragukan, cerita itu menunjukkan bahwa Gregory yang taat, memberi perhatian pada persebaran iman Kristen. Namun, itu hanyalah salah satu aspek dari natur dan semangat Gregory yang luar biasa.
Awal yang Sangat Baik
Gregory adalah keturunan kaum bangsawan kota Roma yang mewarisi tradisi iman Kristen yang kuat. Dia memiliki hubungan keluarga dengan dua Paus sebelumnya (Felix III dan Agapitus I), bibi-bibinya adalah biarawati, dan orangtuanya masuk ke biara pada tahun-tahun terakhir kehidupan mereka. Ia dibesarkan di kota Roma, saat kota itu tidak lagi berada pada masa kejayaannya.
Pada usia ke-30, ia menjabat sebagai kepala administrasi kota Roma, yang bertanggung jawab atas urusan keuangan, kepolisian, perundang-undangan, dan layanan-layanan publik, suatu pengalaman yang membantunya mengasah kemampuan administrasinya dan, ditambah dengan kekayaan pribadinya, memberinya kesempatan untuk mendirikan enam biara.
Namun, Gregory masih belum puas. Setelah kematian ayahnya pada tahun 574, ia mengubah rumahnya menjadi sebuah biara dan pensiun untuk menjalani kehidupan biara dan doa. Selama tahun-tahun ini, pada masa-masa yang paling membahagiakan dalam hidup Gregory, ia mulai mempelajari Kitab Suci secara rinci. Pada saat itu, kesehatannya juga memburuk karena berpuasa, pengorbanan diri yang memicu kematian dininya.
Dipanggil Lagi untuk Melayani
Ketrampilan Gregory dalam bidang administrasi tidak terus menerus terabaikan. Pada tahun 577, Paus Benedict menunjuk Gregory menjadi salah satu dari tujuh diaken kota Roma, dan Paus Pelagius mengirimnya ke kota Konstantinopel pada tahun 578, sebagai wakil ke istana kekaisaran (Bizantium), kemudian memanggil dia lagi untuk menjadi penasihat kepercayaannya.
Pada tahun 589, bencana banjir menghancurkan cadangan gandum kota Roma, mengakibatkan kelaparan dan kemudian wabah yang melanda kota Roma, dan menewaskan Paus Pelagius. Gregory terpilih untuk menggantikannya. Meskipun ia telah mencoba untuk menolak jabatan itu, setelah terpilih, ia pun bekerja dengan semangat.
Untuk menghadapi bencana kelaparan, Gregory menggalakkan pertobatan oleh seluruh penduduk kota, memberi makan orang-orang dengan persediaan dari lumbung gereja, dan mengorganisasi bantuan yang sistematis bagi masyarakat miskin.
Gregory kemudian mereformasi gereja. Dia memecat para pejabat tinggi "karena keangkuhan dan perilaku buruk" mereka, menegakkan praktik hidup selibat, menggantikan petugas dari kalangan awam dengan biarawan, dan memulai reorganisasi "warisan Petrus", yaitu hak kepemilikan lahan gereja yang luas. Pengelolaan lahan yang efisien dan manusiawi, menghasilkan pendapatan yang diperlukan untuk menjalankan gereja serta melakukan tugas-tugas yang telah diabaikan pemerintahan kekaisaran.
Serangan penjajah Lombard pada tahun 592 dan kelambanan perwakilan kekaisaran (di Italia), memaksa Gregory bernegosiasi untuk mengakhiri pengepungan kota Roma. Ketika perwakilan kekaisaran melanggar gencatan senjata pada tahun 593, Gregory mengadakan perjanjian perdamaian terpisah dengan memberikan upeti dari pundi-pundi gereja. Pada saat itu, dalam sejarah kota Roma, Paus telah menjadi penguasa sipil tidak resmi atas Italia; mengangkat para jenderal, mengatur penyaluran bantuan, mengerahkan kota-kota untuk membangun pertahanan, dan membayar gaji tentara.
Pelayanan Pastoral
Gregory juga memberi perhatian pada pekerjaan para imam. Dia menulis sebuah buku petunjuk bagi para uskup, On Pastoral Care, dan menulis, "Bertindaklah sedemikian rupa sehingga kerendahan hati Anda tidak menjadi kelemahan, atau otoritas Anda tidak menjadi kekerasan. Keadilan harus disertai dengan kerendahan hati sehingga kerendahan hati dapat membuat keadilan dicintai." Ini menjadi panduan resmi tentang hidup yang suci sepanjang Abad Pertengahan.
Gregory yakin bahwa berkhotbah adalah salah satu tugas utama pastor, dan dia menggelar rangkaian khotbah ke gereja-gereja setempat di kota Roma. Karyanya, Homilies on the Gospels (khotbah-khotbah Gregory dari berbagai kitab Injil mengenai masalah-masalah praktis yang harus dihadapinya serta harapan teologis kepada umatnya - Red.), diterbitkan pada tahun 591, dan dipergunakan secara luas selama ratusan tahun.
Pada tahun 593, Gregory menerbitkan Dialogues, sebuah buku sejarah kehidupan orang-orang kudus Italia, serta kumpulan khotbahnya yang didasarkan pada kitab Yehezkiel dan Kidung Agung. Pada tahun 595, ia menerbitkan penjelasan alegorisnya untuk kitab Ayub, yang berjudul Moralia, dan membuat perubahan-perubahan pada liturgi (gereja). Ketertarikannya pada musik gereja juga mendapatkan apresiasi: namanya digunakan sebagai nama nyanyian monophonic gereja (Gregorian chant), yang terus berkembang selama beberapa ratus tahun ke depan.
Aktivitas surat-menyurat yang ia lakukan ke seluruh dunia memberitahunya tentang kesempatan-kesempatan penginjilan di Inggris. Jadi, tidak mengherankan jika pada tahun 596, ia mengirim Augustine, bersama dengan 40 biarawan, dalam sebuah misi ke "sudut dunia yang jauh ini".
Beragam Warisan
Gregory menorehkan prestasi gemilang bagi kepausan abad pertengahan. Dia mempertahankan keutamaan jabatan penerus Rasul Petrus ini dengan menentang bahkan pelanggaran-pelanggaran yang terkecil. Dia mendamaikan banyak uskup independen dengan Roma, dengan permohonan yang rendah hati, dengan tidak membela hak-hak pribadi, tetapi hak-hak lembaga. Ia adalah Paus pertama yang menyebut dirinya Servus servorum Dei, "hamba dari hamba-hamba Allah," sebuah gelar yang masih digunakan sampai saat ini.
Pola administrasi yang ia terapkan dalam pengelolaan lahan gereja memungkinkan pengembangan kepausan. Berbagai desakannya tentang prinsip kehidupan biara, persahabatannya dengan raja-raja Spanyol dan Gaul, dan hubungannya yang penuh hormat namun independen dengan kaisar, menetapkan pola hubungan negara-gereja selama berabad-abad.
Dia adalah salah satu dari empat doktor gereja Latin terkemuka (bersama dengan Ambrose, Augustine, dan Jerome), dan setelah kematiannya dinobatkan sebagai santo melalui penahbisan umum. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Christianity Today |
Alamat URL | : | http://www.christianitytoday.com/history/people/rulers/gregory-great.html |
Judul asli | : | Gregory the Great "Servant of the Servants of God" |
Penulis artikel | : | Tim Christianity Today |
Tanggal akses | : | 25 Februari 2016 |
- Login to post comments
- 2951 reads