Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi

You are hereRiwayat / Salomo

Salomo


Judul alternatif: Shlomo

Salomo, bahasa Ibrani Shlomo, raja Israel di Alkitab yang membangun Bait Allah pertama di Yerusalem dan yang dihormati dalam agama Yahudi dan Kristen karena kebijaksanaannya, dan dalam agama Islam sebagai nabi.

Latar belakang dan sumber

Hampir semua bukti tentang kehidupan dan pemerintahan Salomo berasal dari Alkitab (terutama 11 pasal pertama dari Kitab 1 Raja-raja dan sembilan bab pertama dari Kitab 2 Tawarikh). Menurut sumber tersebut, ayahnya adalah Daud (ditulis 1.000 SM), penyair dan raja yang, melawan rintangan besar, mendirikan kerajaan Yehuda dan menyatukan semua suku Israel di bawah satu kerajaan. Ibu Salomo adalah Batsyeba, bekas isteri Uria, orang Het yang merupakan jendral Daud. Batsyeba terbukti mahir dalam intrik pengadilan, dan melalui usahanya bersama dengan Nabi Natan, Salomo diurapi menjadi raja ketika Daud masih hidup, meskipun ia lebih muda daripada saudara-saudaranya.

Bukti material untuk pemerintahan Salomo, sama dengan pemerintahan ayahnya, adalah sedikit. Meskipun beberapa ahli mengklaim telah menemukan artefak yang menguatkan kisah Alkitab mengenai pemerintahannya di abad ke-10 SM awal, beberapa ahli yang lain mengklaim bahwa catatan arkeologi dengan kuat menunjukkan bahwa kota-kota yang berkubu dan bahkan Bait Yerusalem sebenarnya baru ada lebih dari satu abad kemudian. Menurut pandangan kedua, kerajaan Salomo berbeda jauh dari kerajaan yang luas seperti yang digambarkan kisah Alkitab.

Pemerintahan

Alkitab mengatakan bahwa Salomo menguatkan posisinya dengan menyingkirkan lawan-lawannya tanpa ampun segera setelah ia naik tahta. Setelah menyingkirkan musuh-musuhnya, ia menempatkan teman-temannya dalam berbagai posisi penting militer, pemerintah, dan lembaga keagamaan. Salomo juga memperkuat posisinya melalui kekuatan militer. Selain pasukan infanteri (pasukan berjalan kaki - Red.), ia juga memiliki kereta perang dan pasukan berkuda yang mengesankan. Pasal delapan 2 Tawarikh menceritakan operasi militer Salomo yang sukses di Suriah. Tujuannya adalah kendali atas rute perdagangan darat yang besar. Untuk mengkonsolidasikan kepentingannya di provinsi itu, ia menempatkan koloni Israel untuk menngawasi hal-hal militer, administrasi, dan perdagangan. Koloni seperti itu, seringkali termasuk kota-kota di mana kereta perang dan persediaan disimpan, merupakan bagian dalam tradisi lama yang menggabungkan pedagang dan personil militer untuk mengurus kepentingan perdagangan negara mereka jauh dari negara asal. Megiddo, sebuah kota yang letaknya melewati rentang Carmel menghubungkan dataran pantai dengan Dataran Esdraelon, adalah contoh terbaik yang masih ada dari salah satu kota yang dikatakan pernah didirikan Salomo.

Palestina disiapkan untuk menjadi pusat yang penting karena letaknya yang strategis untuk perdagangan melalui darat dan laut. Palestina sendiri menghubungkan Asia dan Afrika melalui darat, dan, bersama dengan Mesir, itu menjadi satu-satunya daerah dengan pelabuhan-pelabuhan di Atlantik-Mediterania dan jalan air Laut Merah- Samudera Hindia. Salomo dikatakan telah mencapai tujuan komersial Palestina dan membawanya kepada kemashyuran terbesar. Sifat kerajaannya didominasi oleh perdagangan, dan itu menjadikannya dan para penguasa sahabatnya meningkatkan perdagangan melalui darat dan laut. Salah satu episode khusus yang terkenal pada masa pemerintahan Salomo adalah kunjungan Ratu Sheba, yang memimpin kerajaan selatan Arab yang kaya, yang terletak di sepanjang jalur Laut Merah ke Samudera Hindia. Salomo membutuhkan barang-barang perdagangan dari Ratu Sheba serta jalur perdagangannya untuk menjaga jaringan dagangnya, sementara Ratu Sheba membutuhkan kerjasama Salomo untuk memasarkan barangnya di Mediterania melalui pelabuhan Palestina. Legenda Alkitab menceritakan banyak kisah asmara antara Ratu dan Solomon, dan memberikan dia "semua yang dia inginkan, apa pun yang dia minta" (1 Raja-raja 10:13) dan ditafsirkan termasuk memberi anak.

Tradisi mengenal Salomo sebagai seorang pembangun pekerjaan umum yang ambisius. Tuntutan untuk mendirikan benteng dan garnisun kota di seluruh tanah air dan kerajaannya membuat Salomo harus memulai program pembangunan yang luas, dan kemakmuran bangsa membuat program seperti itu dimungkinkan. Dia sangat boros dengan ibukotanya, Yerusalem, di mana ia mendirikan tembok kota, istana kerajaan, dan Bait pertama yang terkenal. Di sekitar Yerusalem (tetapi tidak di Kota Suci itu sendiri), ia membangun fasilitas, termasuk kuil, untuk sekelompok besar orang asing yang melakukan perdagangan di Israel. Bait Salomo dianggap jauh melebihi kepentingannya dari apa yang mungkin disiapkan dari bangunannya sendiri, karena lokasinya menjadi tempat Bait Kedua (Abad ke-5 SM-70 ce).

Kematian dan Kemerosotan

Kisah Alkitab tentang pemerintahannya menyatakan bahwa harga diri dan kepandaian pribadi Salomo diperlukan untuk meneruskan bangsa yang kuat yang diperoleh dari ayahnya dan kemudian terus menjadi kuat. Diduga bahwa bertambahnya kekayaan Israel dibarengi dengan semakin banyaknya pemborosan dan bahwa kekayaan itu tidak dipakai untuk rakyat. Juga dianggap mungkin bahwa perlakuan Salomo terhadap suku-suku di utara menunjukkan perilaku yang pilih kasih untuk sukunya sendiri, Yehuda. Anak Salomo dan penggantinya, Rehabeam, menerima nasihat-yang buruk mengadopsi kebijakan yang keras terhadap suku-suku di utara, yang akhirnya memisahkan diri dan membentuk kerajaan Israel sendiri. Hal tersebut menyisakan kerajaan selatan Yehuda bagi keturunan Salomo. Dengan demikian, kerajaan Salomo menjadi hilang dan tidak lagi diingat, bahkan tanah air terpecah menjadi dua kerajaan yang senantias bermusuhan.(t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Britannica
Alamat URL : http://www.britannica.com/EBchecked/topic/553506/Solomon
Judul asli artikel : King of Israel
Penulis artikel : Cyrus H. Gordon
Tanggal akses : 28 April 2015

Komentar


SABDA Live



Alkitab SABDA


Cari kata atau ayat:

Kamus SABDA


Media Sosial

 

Member login

Permohonan kata sandi baru