Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereIlmu Bedah / Sir Joseph Lister
Sir Joseph Lister
Joseph Lister lahir di Upton, Essex, Inggris, pada tanggal 5 April 1827 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya adalah Joseph Jackson Lister, seorang pengusaha anggur yang sukses dan ilmuwan amatir. Keluarga Lister adalah anggota jemaat Quaker. Joseph masuk sekolah Quaker di Hertfordshire dan London. Ia meneruskan pendidikannya sampai mendapat gelar BA dari Universitas London pada tahun 1847. Ia lulus sebagai sarjana muda bidang kedokteran pada tahun 1850 dan mulai bekerja sebagai ahli bedah.
PENELITIAN LISTER PADA MASA MUDANYA
Tahun 1853, Lister pergi ke Edinburgh, Skotlandia, untuk magang selama empat minggu pada Profesor James Syme, pakar utama ilmu bedah waktu itu. Kemudian Lister memutuskan untuk tinggal di Edinburgh sebagai asisten Syme dan menikahi putri Syme, Agnes, tiga tahun kemudian. Setelah menikah, Lister menjadi anggota Gereja Episcopal yang setia selama hidupnya.
Semasa mahasiswa, Lister memutuskan untuk tidak hanya berpraktik sebagai dokter, tapi juga melakukan penelitian dan mengembangkan pengetahuan kedokteran. Waktu itu, ia meneliti cara kerja otot di dalam kulit dan mata, mekanisme pembekuan darah, dan peran saluran darah pada tahap awal peradangan.
MENCEGAH PERADANGAN
Tingginya kematian akibat peradangan di beberapa rumah sakit di Eropa, termasuk Rumah Sakit Edinburgh -- tempat Lister bekerja -- membuat para dokter di sana berpikir bahwa tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengatasi peradangan itu karena timbul secara spontan di dalam luka. Tetapi Lister tidak yakin bahwa peradangan tidak dapat dihindari. Ia mulai mencari cara untuk mencegah peradangan, yaitu dengan metode antiseptik.
Lister mendapat petunjuk pertama mengenai sebab peradangan ketika ia membandingkan pasien fraktur ringan dengan pasien fraktur ganda. Tidak ada luka luar pada pasien fraktur ringan. Karena itu cukup diluruskan dan digips saja, maka lukanya akan sembuh. Pada penderita fraktur ganda, patahan tulang merobek kulit dan lukanya tidak terlindung dari udara. Kebanyakan, pasien yang mengalami hal inilah yang akhirnya meninggal. Lister berpendapat bahwa penyebab peradangan pasti melalui luka dari luar. Tapi bagaimana ini terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegahnya?
PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BERKAT PENINGKATAN KEBERSIHAN
Salah satu usaha Lister untuk mencegah peradangan adalah dengan mulai mencuci tangannya dan memakai pakaian bersih saat akan menangani pasien. Tetapi prosedur tersebut dilecehkan oleh beberapa rekannya. Mereka menganggap bahwa operasi dengan tangan dan pakaian yang terkena darah dari operasi sebelumnya merupakan lambang status dan keberhasilan dokter bedah.
Sebenarnya, sebelum usaha peningkatan kebersihan tersebut dilakukan oleh Lister, seorang pelopor perawatan modern, Florence Nightingale, sudah menemukan bahwa peningkatan kebersihan mengurangi jumlah kematian yang disebabkan oleh peradangan. Akan tetapi, gagasan ini belum dapat diterima secara luas karena alasan di balik keberhasilan ini tidak dimengerti oleh para ilmuwan. Allah sendiri pun sebenarnya telah mengajarkan asas kebersihan ini kepada orang Israel lebih dari tiga ribu tahun yang lalu. Dalam Kitab Imamat 15:1-12, orang diharuskan membersihkan diri dan pakaiannya apabila bersentuhan dengan orang yang memunyai penyakit atau bila menyentuh apa pun yang sebelumnya disentuh oleh penderita penyakit itu.
Tahun 1860, Lister menjadi profesor dalam ilmu bedah di Glasgow. Di sana, ia mempelajari beberapa makalah hasil penelitian yang dilakukan Louis Pasteur, ahli kimia terkemuka berkebangsaan Prancis. Lister segera melihat kebenaran dan kegunaan karya Pasteur yang membuktikan bahwa kehidupan hanya bisa berasal dari kehidupan. Jika peradangan terjadi secara spontan dalam luka, pasti tidak mungkin dihilangkan. Namun, jika peradangan disebabkan bakteri dari luar yang masuk ke dalam luka melalui udara, maka bakteri tersebut bisa dibinasakan dan peradangan bisa dicegah.
OBAT PEMBASMI KUMAN
Lister mulai mencari zat kimia yang cocok untuk mematikan kuman. Ia tahu bahwa asam karbol merupakan zat yang efektif untuk membasmi kuman dan aman dipakai pada tubuh manusia. Mulai tahun 1865, Lister memakai karbol untuk mencuci tangan dan peralatan bedahnya, juga kain yang dipakai sebagai pembalut dalam operasi. Ia juga menyemprot ruang tempat operasi dengan karbol untuk membunuh kuman yang ada di udara. Setelah setahun lebih melakukan hal ini dan terus menyempurnakannya, Lister memunyai data yang cukup untuk menunjukkan bahwa metodenya berhasil. Pada tahun 1867, Lister menerbitkan temuannya tersebut dalam jurnal kedokteran, "The Lancet".
PROSEDUR YANG LAMBAT DITERIMA
Dua tahun setelah menerbitkan temuannya, Lister kembali ke Edinburgh untuk menjadi profesor dalam bedah klinis. Ia memperkenalkan prosedur antiseptiknya di Edinburgh dan kembali mendapatkan sukses gemilang. Namun, sebagaimana sering terjadi dengan gagasan baru yang revolusioner, tidak segera terlihat dukungan bagi prosedur Lister. Para dokter tidak peduli dengan gagasan-gagasan baru itu dan sebagian lagi sulit memercayai adanya kuman. Ada yang menguji prosedur Lister, tapi melakukannya dengan keliru sehingga akhirnya gagal mendapatkan hasil yang sebenarnya. Lagipula, metode Lister menambah biaya perawatan luka.
Meskipun mendapat perlawanan terhadap karyanya, Lister tidak marah atau putus asa. Selama dua belas tahun berikutnya, metode Lister lambat laun diterima. Dokter dari Denmark dan Jerman yang pertama menerapkan asas antiseptiknya memeroleh sukses mengagumkan. Tahun 1875, Lister memeroleh penghargaan internasional di Eropa. Namun, sebagian besar dokter di Inggris masih tidak memahami karyanya dan tidak mau memanfaatkannya. Baru ketika diangkat menjadi profesor dalam pembedahan di King`s College Hospital, London, tahun 1877, para dokter Inggris mulai mengakuinya. Tahun 1879, asas pembedahan antiseptik Lister diakui hampir di seluruh dunia.
MERASAKAN PENDERITAAN PASIEN
Sebagai dokter, Lister merawat pasien-pasiennya dengan lembut dan selalu mencoba membesarkan hati mereka sementara perawatan berlangsung. Keterlibatan pribadinya yang penuh kasih sayang terhadap pasiennya, sangat berbeda dari sikap ahli bedah lainnya, yang percaya bahwa keterlibatan emosional seperti itu akan mengurangi wibawa profesi.
TEKNIK BARU LAINNYA
Lister terus mengembangkan teknik bedah baru dengan menerapkan asas antiseptiknya. Ia menunjukkan bahwa bahan yang sudah disterilkan dengan baik bisa dibiarkan di dalam tubuh pasien.
Tahun 1877, ia mengikat tulang patah dengan kawat perak steril yang dibiarkan tetap di dalam tubuh pasien. Mengikat tulang yang patah dengan kawat tanpa teknik antiseptik, akan mengakibatkan lutut meradang dan membusuk di rumah sakit.
Tahun 1880, Lister memperkenalkan pemakaian benang yang dibuat dari usus hewan untuk jahitan dalam, sebab benang ini akan larut dalam daging manusia. Lister juga memperkenalkan tabung karet penyalur cairan setelah ia sukses merawat Ratu Victoria dengan bantuan tabung tersebut.
TANDA-TANDA KEHORMATAN
Tahun 1883, Ratu Victoria menganugerahkan gelar "Sir" kepadanya. Tahun 1897, ia diberi gelar Lord Lister dari Lyme Regis. Ialah orang pertama yang diangkat menjadi bangsawan Inggris karena pelayanannya dalam bidang kedokteran. Tahun 1902, ia dianugerahi bintang jasa dan diangkat menjadi Privy Councillor (Penasihat Kerajaan). Tahun-tahun berikutnya, Lister memegang berbagai jabatan bergengsi di kalangan ilmuwan sebagai pengakuan atas sumbangsihnya yang besar dalam bidang kedokteran. Jabatan yang dipercayakan kepadanya antara lain: Wakil Presiden Royal College of Surgeons, Presiden Royal Society, dan Presiden British Association for the Advancement of Science. Tahun 1891, Lister membantu mendirikan British Institute of Preventive Medicine. Untuk menghormati jasa- jasanya, nama badan ini diubah menjadi Institute Lister pada tahun 1903.
Lister adalah seorang Kristen yang tulus. Ia berhenti bekerja tahun 1893 setelah meniti karier yang gemilang dan panjang. Ia meninggal tanggal 10 Februari 1912 di Walmer, Kent. Meskipun materi serta prosedur yang dipakai dalam pengobatan telah berubah, asas antiseptik itu sendiri tetap menjadi batu penjuru ilmu bedah modern.
Diringkas dari:
Judul buku | : | Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi |
Judul asli buku | : | 21 Great Scientist Who Believed the Bible |
Penulis | : | Ann Lamont |
Penerjemah | : | Lillian D. Tedjasudhana |
Penerbit | : | Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta |
Halaman | : | 229 -- 240 |
Diringkas oleh: Riwon Alfrey
Sumber: Bio-Kristi 24
- Login to post comments
- 11478 reads