Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereTokoh Gereja / Tokoh Gereja
Tokoh Gereja
George Muller (II)
George tidak bisa masuk ke lembaga pelatihan penginjilan tanpa persetujuan ayahnya dan izin itu tak dia dapatkan. Ayahnya sangat bersedih karena setelah menyekolahkannya supaya dia memiliki hidup yang lebih mapan sebagai pegawai gereja, dia justru memilih pelayanan penginjilan. George merasa bahwa dia tidak bisa lagi menerima uang dari ayahnya. Namun Tuhan memberikan kasih-Nya sehingga George pun bisa menyelesaikan pendidikannya. Dia mengajar bahasa Jerman kepada beberapa profesor di universitas dan mereka menggajinya dengan nilai tinggi atas pelayanannya. Kini dia menjadi alat Tuhan untuk memenangkan jiwa bagi Kristus. Dia menyebarkan ribuan traktat dan selebaran dan menceritakan tentang penyelamatan jiwa kepada banyak orang.
George Müller
Sejarah gereja modern mencatat nama George Müller sebagai tokoh iman yang luar biasa. Melalui hidupnya, karya dan kuasa Tuhan dinyatakan. Pada zamannya, pada abad ke-19, persoalan anak-anak yatim piatu merupakan masalah sosial yang serius di Inggris. Müller memulai karyanya pada April 1836, pada usianya yang ke-30. Ketika itu Müller mulai membangun panti asuhan bagi 30 anak yatim piatu. Tanpa dukungan dana yang tetap, panti asuhan kecil di kota Bristol ini mengundang perhatian banyak orang untuk melihat apakah Tuhan akan membiayai proyek ini. Apa yang terjadi?
Sejarah gereja modern mencatat nama George Müller sebagai tokoh iman yang luar biasa. Melalui hidupnya, karya dan kuasa Tuhan dinyatakan. Pada zamannya, pada abad ke-19, persoalan anak-anak yatim piatu merupakan masalah sosial yang serius di Inggris. Müller memulai karyanya pada April 1836, pada usianya yang ke-30. Ketika itu Müller mulai membangun panti asuhan bagi 30 anak yatim piatu. Tanpa dukungan dana yang tetap, panti asuhan kecil di kota Bristol ini mengundang perhatian banyak orang untuk melihat apakah Tuhan akan membiayai proyek ini. Apa yang terjadi?
Clement dari Alexandria
Clement dari Alexandria (Titus Flavius Clement) yang hidup kira-kira pada tahun 150 -- 215 adalah filsuf Kristen pertama dan salah satu guru yang paling terkenal di Gereja Alexandria (Church of Alexandria). Dia terkenal karena usahanya menyatukan filosofi Yunani dengan ajaran-ajaran Kristen dan menarik sejumlah besar penyembah berhala ke gereja. Semangatnya terhadap filosofi, khususnya pada ajaran-ajaran Plato, berperan besar dalam penyebaran agama Kristen di Yunani. Dari dulu hingga sekarang, ia dianggap sebagai tokoh yang sangat tidak ortodoks dan kontroversial dalam sejarah gereja.
John Wesley
Pada abad ke-18, Gereja Inggris (Church of England) tidak terlibat dalam isu-isu keagamaan maupun sosial saat itu. Kepemimpinan dalam gereja tersebut sebagian besar diduduki oleh orang-orang yang diangkat berdasarkan kepentingan politik. Kependetaannya diselimuti kedunguan, dan orang gereja yang tulus jarang ada. Bahkan pengaruh rasionalisme dan deisme (kepercayaan yang didasarkan pada akal semata) dalam kependetaannya membuat Gereja Anglikan tidak menyadari kebutuhan rohani jemaatnya. Keberhasilan besar John Wesley adalah melihat perlunya membawa agama kepada orang banyak yang terabaikan itu.
Andrew Gih
Ji Zhiwen, atau lebih dikenal di Indonesia sebagai Andrew Gih, lahir pada tanggal 10 Januari 1901 di Shanghai.
Karl F. A. Gutzlaff
Kisah pelayanan misi di Asia Timur belumlah lengkap tanpa membahas Karl Gutzlaff, yang menurut sejarawan Stephen Neill, "mendapat banyak julukan -- orang suci, orang aneh, visioner, perintis sejati, dan penipu ulung". Gutzlaff lahir di Jerman pada tahun 1803 dan bersekolah di Basel dan Berlin. Pada awal usia 20 tahun, ia dikirim oleh Netherlands Missionary Society sebagai misionaris di Indonesia. Di sana, ia mulai bekerja dengan para pengungsi Tiongkok, meskipun tanpa persetujuan dari lembaga pengirimnya, yang akhirnya berujung pada kemundurannya dari lembaga tersebut setelah bergabung selama dua tahun. Gutzlaff pun menjadi pelayan yang independen (tidak terikat dengan organisasi mana pun).
Cyprianus
Cyprianus merupakan sosok yang menarik, terutama sebagai manusia yang jujur dan seorang uskup yang dengan ramah dan bijaksana memimpin jemaatnya. Cyprianus dilahirkan sebagai putra dari satu keluarga yang kaya raya di Kartage, Afrika Utara, sekitar tahun 200/220. Orang tuanya beragama kafir. Ia memperoleh pendidikan yang biasa diperoleh anak orang kaya pada masa itu, yaitu retorika. Secara formal, tugas seorang ahli pidato hanyalah mengucapkan pidato pada upacara resmi, tetapi orang-orang yang fasih lidah dengan mudah mendapat jabatan yang tinggi dalam negara. Cyprianus sangat dihargai karena kefasihannya.
Karl F. A. Gutzlaff
Kisah pelayanan misi di Asia Timur belumlah lengkap tanpa membahas Karl Gutzlaff, yang menurut sejarawan Stephen Neill, "mendapat banyak julukan -- orang suci, orang aneh, visioner, perintis sejati, dan penipu ulung". Gutzlaff lahir di Jerman pada tahun 1803 dan bersekolah di Basel dan Berlin. Pada awal usia 20 tahun, ia dikirim oleh Netherlands Missionary Society sebagai misionaris di Indonesia. Di sana, ia mulai bekerja dengan para pengungsi Tiongkok, meskipun tanpa persetujuan dari lembaga pengirimnya, yang akhirnya berujung pada kemundurannya dari lembaga tersebut setelah bergabung selama dua tahun. Gutzlaff pun menjadi pelayan yang independen (tidak terikat dengan organisasi mana pun).
Thomas Ball Barratt
Thomas Ball Barratt lahir di Albaston, Cornwall, pada 22 Juli 1862. Ayahnya, seorang penambang, berimigrasi ke Norwegia pada 1867. Orang tua Barratt dan kakeknya, Kapten George Ball, adalah pengikut setia aliran Metodis John Wesley.
Ibunya bertobat pada usia 18 tahun, setelah berdoa selama 2 jam, dan yakin bahwa dia sudah diselamatkan. Ayahnya diselamatkan saat ia berusia 20 tahun. Keluarganya sangat terkenal di lingkungannya, baik dalam bidang agama maupun politik.
Billy Graham
Penginjil Billy Graham benar-benar menerima Kristus saat ia membaca Markus 16:15: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk."